Lebih dari 160.000 bangunan berisi 520.000 apartemen runtuh atau rusak parah akibat gempa bumi 6 Februari.
- Turkiye telah mulai bekerja untuk membangun kembali rumah-rumah setelah gempa bumi dahsyat yang terjadi bulan ini.
Lebih dari 160.000 bangunan berisi 520.000 apartemen runtuh atau rusak parah akibat gempa bumi 6 Februari yang menewaskan puluhan ribu orang di Turkiye dan negara tetangga Suriah.Dilansir dari , Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat mengumumkan jumlah korban tewas di Turkiye akibat gempa bumi naik menjadi 44.218 pada Jumat malam.
Menghadapi pemilihan dalam beberapa bulan, Presiden Turkiye Tayyip Erdogan telah berjanji untuk membangun kembali rumah dalam waktu satu tahun.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Dolar naik, data tunjukkan suku bunga AS naik lebih tinggi lebih lamaDolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah data terbaru menunjukkan pasar tenaga ...
Baca lebih lajut »
Turki Mulai Rehabilitasi, Perlu Rp228 T untuk bangun 270 Ribu RumahLebih dari 160.000 bangunan berisi 520.000 apartemen runtuh atau rusak parah akibat gempa Turki berkekuatan 7,8 itu.
Baca lebih lajut »
Ahli Gizi Spanyol Mengungkap Pengaruh Cristiano Ronaldo pada Skuad Al NassrSejak Ronaldo di Al Nassr, semua pemain berlatih lebih intens dan mengikuti diet yang lebih ketat.
Baca lebih lajut »
Gandeng Mitra Jepang & Singapura, SILO Genjot Layanan Spesialisasi Kanker | merdeka.comPada 2022, MRCCC tercatat telah melayani lebih dari 91.000 pasien kanker, lebih dari 34.000 radioterapi, lebih dari 10.000 kemoterapi, lebih dari 4.600 prosedur pemindaian PET-CT Scan, dan melakukan lebih dari 2.900 tindakan operasi.
Baca lebih lajut »
Turkiye Kebut Pembangunan Permukiman Usai Gempa, 160.000 Bangunan HancurTurkiye memulai pekerjaan untuk membangun lagi permukiman pascagempa bumi dahsyat yang mengguncang negara tersebut dan Suriah pada 6 Februari.
Baca lebih lajut »