Presiden AS Donald Trump kembali menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris, memicu kontroversi dan mempertanyakan komitmen AS dalam mengatasi pemanasan global. Keputusan ini dianggap mengkhianati upaya global untuk melindungi lingkungan dan bertolak belakang dengan tren energi terbarukan yang sedang berkembang.
Selasa, 21 Januari 2025 pukul 12:52 WIB - Donald Trump , setelah dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), menandatangani perintah untuk menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris. Perjanjian Iklim Paris adalah upaya global untuk memerangi pemanasan global di seluruh dunia. Namun, langkah Trump tidak akan mempengaruhi komitmen dunia untuk mempercepat energi berkelanjutan.
Hal ini terbukti dari era kepemimpinan Trump sebelumnya, di mana ia juga memutuskan untuk keluar dari Perjanjian Iklim Paris. \Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, menyatakan bahwa, 'Tanpa Amerika Serikat, transisi energi justru tumbuh. Energi terbarukan berkembang pesat. Dan jika kita lihat, di Amerika pun perkembangan energi terbarukan terus terjadi, bahkan selama era (pertama) Trump.' Fabby menilai keputusan Trump menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris bukanlah hal yang mengejutkan. Langkah ini telah disuarakan Trump selama masa transisi dan kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) beberapa waktu lalu. \Fabby menjelaskan, 'Meskipun ada sejumlah perusahaan minyak Amerika yang mengusulkan agar AS tidak perlu keluar, namun keputusannya tetap untuk keluar.' Fabby menuturkan, keputusan menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris didasari oleh kepentingan ideologis karena bertentangan dengan prinsip yang dipegang Trump. Sejak periode pertamanya menjabat, Trump menginginkan lebih banyak ekstraksi minyak di AS. Peningkatan produksi minyak dan gas di AS sendiri terus terjadi dan didorong oleh ketidakinginan Trump untuk disandera oleh kepentingan negara penghasil minyak, Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). Saat ini, AS menjadi produsen dan eksportir gas alam cair (LNG) terbesar di dunia. Diketahui, pada tahun 2023 AS mengekspor LNG dalam jumlah besar, bahkan untuk negara-negara di Asia Tenggara. Fabby menambahkan, 'Jadi dia melihat ekstraksi fossil fuel itu bisa membawa kemakmuran bagi Amerika Serikat, jika itu dibatasi dengan upaya untuk mengurangi efek gas rumah kaca pada Paris agreement, itu sangat bertentangan dengan kemauan dia.' Dilansir AFP, Selasa (21/1/2025), Trump menandatangani surat penarikan AS. Surat tersebut ditujukan kepada Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan berisi niat AS meninggalkan perjanjian penting tersebut di tahun 2025, yang berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca. Pada saat menjabat periode pertamanya sebagai Presiden AS, Donald Trump juga menarik AS dari Perjanjian Paris. Lalu Joe Biden membatalkan keputusan itu dan bergabung kembali pada hari pertamanya menjabat. Di periode keduanya, Trump berjanji untuk menambah penambangan minyak mentah, termasuk dengan cara fracking atau teknik stimulasi hidrolik yang berdampak lingkungan tinggi. Tidak heran jika pemerintahannya menarik diri dari Perjanjian Iklim lagi demi membuka jalan bagi penambangan baru
PERJANJIAN IKLIM PARIS DONALD TRUMP PEMANASAN GLOBAL ENERGI TERBARUK EKSTRAKSI MINYAK
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Trump Akan Keluar dari Perjanjian Iklim Paris dan Gandakan Bahan Bakar FosilPresiden Donald Trump akan menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris dan mempromosikan bahan bakar fosil. CNN melaporkan bahwa Trump akan menandatangani tindakan yang memperkuat niatnya untuk membalikkan kemajuan iklim dan energi bersih Amerika.
Baca lebih lajut »
Trump konfirmasi Amerika Serikat keluar dari Perjanjian Iklim ParisPresiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris 2016 karena menganggap perjanjian ...
Baca lebih lajut »
Donald Trump Konfirmasi Amerika Serikat Keluar Lagi dari Perjanjian Iklim ParisDonald Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris 2016 karena dinilai tidak adil
Baca lebih lajut »
Presiden Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim ParisPresiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menarik AS kembali dari Perjanjian Iklim Paris. Ini menandai jarak yang semakin besar antara AS dan sekutu dalam upaya global melawan perubahan iklim.
Baca lebih lajut »
AS Tarik Diri dari Perjanjian Iklim Paris, Pendanaan Transisi Energi RI Terancam!Keputusan Trump menarik AS dari perjanjian iklim Paris mengancam pendanaan transisi energi Indonesia melalui JETP.
Baca lebih lajut »
Donald Trump Umumkan Keadaan Darurat Energi, Cabut Mandat Kendaraan ListrikPresiden Donald Trump juga akan menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris. Perjanjian Paris adalah perjanjian internasional yang berupaya membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius.
Baca lebih lajut »