- Arsip majalah Tempo - PT Toba Pulp Lestari Tbk diduga memanipulasi dokumen ekspor bubur kayu ke Cina untuk memindahkan keuntungan mereka ke luar negeri.
SEBUAH truk tronton terhuyung-huyung, melaju lambat, di jalan Siborong-borong-Parapat, Sumatera Utara, akhir November 2019. Menelusuri jalan lintas Sumatera di pinggir Danau Toba, muatan truk itu setinggi hampir dua meter, tertutup kain terpal berwarna oranye. Sopir truk harus menempuh jarak 230 kilometer dari pabrik PT Toba Pulp Lestari Tbk di Porsea untuk sampai di Pelabuhan Belawan, Medan. Biasanya butuh waktu tempuh hingga 10 jam sebelum truk tiba di pelabuhan.
Indonesialeaks.id sendiri merupakan ikhtiar bersama sejumlah media di Indonesia untuk merespons temuan dan informasi yang berasal dari informan publik. Program yang dirilis dua tahun lalu ini menyediakan ruang kepada siapa pun untuk berbagi informasi yang layak ditelusuri melalui kerja-kerja jurnalisme investigasi. Informan boleh merahasiakan identitas dirinya demi alasan keselamatan.
Dalam rentang waktu 2007-2009, Sateri juga menyatakan bahan baku yang mereka beli dari DP Macao sebagian besar berasal dari PT Toba Pulp Lestari. Selain itu, Sateri menjamin ketersediaan suplai bahan bakunya dengan menggandeng pabrik serat selulosa terbesar di Brasil, Bahia Specialty Cellulose. Semua perusahaan itu berada di bawah perusahaan induk milik konglomerat Sukanto Tanoto: Golden Silk.
Identifikasi HS Code menjadi penting karena kedua jenis bubur kertas itu memiliki perbedaan harga di pasar internasional. Perbedaan itu bisa dilihat dengan membandingkan volume dan nilai transaksi keduanya dalam situs data perdagangan yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Commodity Trade Statistics Database . Harga bubur kertas jenis DW sekitar US$ 1 per kilogram atau lebih mahal 30-40 persen dibanding BHKP.
Nah, dalam laporan keuangan Sateri, perusahaan itu mengaku membeli bahan baku dari DP Macao dengan harga dissolving wood. Padahal PT Toba Pulp menjual produk mereka kepada DP Macao dengan harga BHKP. Perbedaan ini membuat PT Toba Pulp terus-menerus membukukan keuntungan yang tak optimal selama periode waktu itu di Indonesia. SELAMA 2008-2012, dokumen laporan tahunan Sateri menunjukkan bahwa PT Toba Pulp Lestari menjual hampir seluruh bubur kertasnya kepada DP Macao.
Menurut Norma, penurunan ini merupakan dampak dari penyusutan volume penjualan sebesar 165.057 ton atau turun 16,1 persen. Sementara itu, biaya produksi hanya turun sebesar 7 persen pada 2015 menjadi US$ 85,6 juta. “Tahun itu juga ada penghapusan tanaman sebesar US$ 2,6 juta akibat serangan hama. Akibatnya, tanaman harus ditanam ulang,” ujarnya. Norma juga membantah tudingan bahwa perusahaannya mengekspor bubur kayu jenis dissolving wood pada 2015-2016.
Program pengampunan pajak yang diluncurkan pemerintah tiga tahun lalu sebenarnya bisa mengubur dugaan kesalahan PT Toba Pulp ini. Namun nilai harta yang dideklarasikan Toba Pulp dalam laporannya pada 2017 terbilang kecil jika dibandingkan dengan nilai profit yang diduga ditransfer ke DP Macao. Surat keterangan pengampunan pajak untuk Toba Pulp dikirim pemerintah pada 27 Maret 2017.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Luhut Ingin Pengembangan Desa Wisata Danau Toba Segera DimulaiMenko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ingin pengembangan desa wisata di Destinasi Super Prioritas Danau...
Baca lebih lajut »
Masyarakat Terima Bantuan Makanan Kedaluwarsa, Bupati Toba Minta Maaf'Saya minta masyarakat supaya tidak mengonsumsinya,' ujar Bupati Toba Darwin Siagian.
Baca lebih lajut »
Pandemi Corona, Luhut Ingin Pengembangan Wisata Danau Toba Tetap BerjalanMenteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan, pengembangan desa wisata di Destinasi Super Prioritas (DSP) Danau Toba harus segera dikerjakan. Money
Baca lebih lajut »
Ada Pandemi, Luhut: Pengembangan Danau Toba Jalan TerusLuhut Binsar Pandjaitan memastikan pengembangan Danau Toba sebagai destinasi wisata prioritas tetap berjalan di tengah pandemi.
Baca lebih lajut »
Ada Pandemi, Luhut: Pengembangan Danau Toba Jalan TerusLuhut Binsar Pandjaitan memastikan pengembangan Danau Toba sebagai destinasi wisata prioritas tetap berjalan di tengah pandemi.
Baca lebih lajut »
Pandemi Corona, Luhut Ingin Pengembangan Wisata Danau Toba Tetap BerjalanMenteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan, pengembangan desa wisata di Destinasi Super Prioritas (DSP) Danau Toba harus segera dikerjakan. Money
Baca lebih lajut »