Toko buku dinilai kurang variatif dan kurang memberi keleluasaan kepada pengunjung.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan peminat buku masih banyak berdatangan ke pameran ini. Misalnya saja di Big Bad Wolf, pengunjung bebas membuka bungkus buku dan melihat isinya.
Kendati demikian, Uli mengatakan seluruh masyarakat pun juga masih perlu sama-sama meningkatkan minat baca di Indonesia terutama pada anak-anak. Misalnya dengan mengubah pola pikir bahwa membaca buku adalah bagian dari gaya hidup. Dengan pola pikir demikian, maka akan semakin banyak masyarakat yang gemar membaca.
Pendiri pameran buku internasional Big Bad Wolf Andrew Yap mengatakan, untuk mengajarkan anak-anak gemar membaca, hal yang harus dilakukan pertama kali adalah memperkenalkan dan membiasakan mereka dengan buku. Kalau orangtua meletakkan buku di hadapan anak-anak, mereka akan melihat dan tertarik. "Banyak restoran yang ada di Indonesia. Tapi toko buku? Anda bisa menghitungnya dengan jari. Harusnya toko buku juga banyak. Jadi seharusnya industri ini juga bisa berubah dengan pola pikir yang berbeda," kata dia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sejarah Toko Buku Gunung Agung: Membangun Warisan Peradaban Literasi IndonesiaSejarah Toko Buku Gunung Agung: Membangun Warisan Peradaban Literasi Indonesia: Resmi ditutup pada 2023, berikut sejarah dan perjalanan Toko Buku Gunung Agung yang menjadi bagian penting industri literasi.
Baca lebih lajut »
Big Bad Wolf Kembali HadirBBW pada tahun ini menghadirkan buku-buku baru dengan berbagai genre untuk semua usia.
Baca lebih lajut »
Syedih! Begini Penampakan Sepinya Toko Buku Gunung Agung yang Bakal TutupToko Buku Gunung Agung Kwitang yang telah berdiri sejak 1953 dan menjadi salah satu toko buku legendaris di Ibu Kota itu tampak sepi pengunjung. PT GA Tiga Belas...
Baca lebih lajut »
Tak Sekedar Kelola Buku, Pustakawan Fokus Knowledge TransferDi era tehnologi informasi yang semakin canggih saat ini, menuntut adanya perubahan paradigma tentang keberadaan perpustakaan dan peran para pustakawan. Kini perpustakaan harus mulai bertransformasi berbasis inklusi sosial.
Baca lebih lajut »
Ekspor Bauksit Dilarang, Pengusaha Ancam PHK KaryawanKalau memang tidak bisa jualan, kita tutup perusahaannya, kita berhentikan orang, semua layoff.
Baca lebih lajut »