Mereka dideportasi dari Malaysia karena berstatus peekerja ilegal dan kebetulan saat ini sedang mewabah virus corona di negara itu
ENAM Tenaga Kerja Indonesia ilegal asal Lampung yang dideportasi dari Malaysia diperiksa ke Rumah Sakit Bandar Negara Husada untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.
Ia menjelaskan sebenarnya pihaknya ingin menyambut keenam warga Lampung yang dideportasi dari Malaysia di Terminal Induk Rajabasa dan melakukan pemeriksaan kesehatan kepada mereka sebelum di kembalikan ke daerahnya masing-masing. Untuk enam warga Lampung yang ada di mobil bus tersebut sebenarnya mereka sudah dikarantina selama 14 hari di Medan. Mereka berasal dari Lampung Selatan, Utara, Timur dan Tengah.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Malaysia Jalani Lockdown, Banyak TKI Pulang Ke Tanah Air, Begini Kondisi Memprihatinkan Mereka - Tribunnewswiki.comPara pekerja migran atau tenaga kerja asal Indonesia yang berada di Malaysia berangsu mulai kembali ke tanah air.
Baca lebih lajut »
Antisipasi Corona, Ratusan TKI Jalani KarantinaSebanyak 513 TKI yang berasal dari berbagai daerah di Sumut dan sekitarnya yang menjalani proses karantina COVID-19.
Baca lebih lajut »
Bea Cukai Awasi Pemulangan TKI Asal Malaysia | Republika OnlineTKI akan mengikuti proses karantina di bawah pengawasan Tim Gugus Tugas Covid-19.
Baca lebih lajut »
Awasi Pemulangan TKI Asal Malaysia, Bea Cukai Tangani Barang Bawaan dengan Hati-hatiTKI dari Malaysia dipulangkan ke tanah air akibat negara tersebut menerapkan lockdown. BeaCukai
Baca lebih lajut »
Bea Cukai Lakukan Pengawasan Barang Bawaan TKI Asal MalaysiaBea Cukai Kualanamu memeriksa barang bawaan mereka sebelum diberangkatkan ke lokasi karantina.
Baca lebih lajut »
Bikin Prihatin, TKI Perempuan dan Anak Pulang Seadanya dari Malaysia, hanya Bawa Baju di Badan...“TKI yang dipulangkan ini ada 77 perempuan dan tiga anak-anak, bahkan ada yang masih bayi. Mereka pulang seadanya, hanya bawa baju di badan,' ujar Nurlela. / Regional
Baca lebih lajut »