Kekerasan seksual di sebuah rumah tahfiz di Kabupaten Gowa, Sulsel, menambah panjang kasus serupa di lembaga pendidikan. Tiga santri menjadi korban dalam kasus itu.
Kasus kekerasan seksual di lembaga pendidikan masih terus terjadi di Sulawesi Selatan. Yang terbaru, kepolisian mengungkap kekerasan seksual terhadap sejumlah santri di sebuah rumah tahfiz di Kabupaten Gowa , Sulsel . Peristiwa ini menunjukkan institusi pendidikan kerap gagal menjadi ruang aman bagi peserta didik.
”Kronologinya, pada suatu pagi, pelaku memanggil korban masuk ke ruang santri. Di dalam, dia langsung mendekap korban dari belakang. Korban sempat memberontak, tetapi kemudian pelaku memegang tangannya. Setelah itu, dia leluasa melakukan aksinya,” tutur Reonald. Hajrah, bibi korban, mengatakan, peristiwa itu pertama kali diketahui saat dirinya mendapati keponakannya menangis histeris. Hajrah lalu bertanya kepada sang keponakan.”Dengan bahasa isyarat, dia menceritakan bahwa seorang gurunya mengangkat pakaiannya dan melakukan pelecehan. Dia berontak dan lari, tetapi ditarik hingga ada bekas cakaran di tangannya. Saat kami antar ke sekolah keesokan harinya dan melihat pelaku, dia langsung histeris,” tutur Hajrah.
”Modus-modus yang digunakan oleh pelaku tidak terlepas dari identitasnya sebagai predator seksual bertopeng guru di satuan pendidikan. Ada dosen atau mahasiswa di perguruan tinggi, ada pula aparat penegak hukum, hingga wakil rakyat. Ada banyak lagi topeng lainnya,” kata Ambara.Diva Ramadhona menari topeng klana saat kampanye stop pelecehan seksual dan kekerasan seksual, beberapa waktu lalu.
Di tengah berbagai kasus yang terjadi, perlu keseriusan untuk menangani problem kekerasan seksual, termasuk di lingkungan institusi pendidikan. Jika hal itu tak dilakukan, lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi ruang aman justru bisa menjadi tempat bagi predator seksual untuk melakukan aksinya. Reonald menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Juni 2024. Namun, korban baru memberitahukan masalah tersebut kepada keluarganya belum lama ini. Keluarga korban yang marah lalu melaporkan kejadian tersebut ke Polres Gowa.Kapolres Gowa Ajun Komisaris Besar Reonald TS Simanjuntak menjawab pertanyaan wartawan di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu .
Korban pelecehan tersebut adalah seorang siswi disabilitas rungu yang berusia 15 tahun. Adapun pelaku adalah guru di sekolah tersebut. Peritiwa itu juga terjadi di sekolah.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kekerasan di Sekolah hingga Pesantren 2024, JPPI: Terbanyak Kekerasan SeksualMayoritas kasus kekerasan di sekolah, madrasah, hingga pesantren pada 2024 merupakan kasus kekerasan seksual. Begini temuannya.
Baca lebih lajut »
Korban Kekerasan Seksual di Ponpes di NTB Diduga Tiga OrangPerwakilan Koalisi Stop Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi menjelaskan korban sudah jalani visum di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram. Dari pengakuan tiga korban, salah satunya diduga disetubuhi dan dua lainnya dicabuli.
Baca lebih lajut »
LPSK Upaya Sekolah Tiga Anak Saksi Dugaan Kekerasan AMLembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengamati tiga anak saksi kasus dugaan kekerasan pada kematian AM (13) di Padang yang enggan bersekolah. LPSK berupaya menjembatani sekolah mereka dengan Dinas Pendidikan dan Kemendikbud. Selain itu, LPSK juga berkoordinasi dengan KemenPPPA untuk pemulihan psikologis anak saksi.
Baca lebih lajut »
Peredaran Sabu Tiga Kilogram Berhasil Digagalkan, Tiga Tersangka Diringkus Di Tempat BerbedaBerita Peredaran Sabu Tiga Kilogram Berhasil Digagalkan, Tiga Tersangka Diringkus Di Tempat Berbeda terbaru hari ini 2025-01-10 16:41:45 dari sumber yang terpercaya
Baca lebih lajut »
Tiga Nama yang Menunda Gencatan Senjata Tiga JamIsrael dan Hamas memulai kesepakatan genjatan senjata dan membebaskan sandera Israel dan tahanan Palestina.
Baca lebih lajut »
Tiga Dokter Jadi Tersangka Kasus Perundungan Mahasiswa UndipPolisi menetapkan tiga dokter sebagai tersangka dalam kasus perundungan yang menyebabkan kematian seorang mahasiswi di Universitas Diponegoro. Keluarga korban berharap tersangka ditahan dan izin praktiknya dicabut.
Baca lebih lajut »