'Untuk pertama kalinya, artificial intelligence (AI) adalah komponen kunci dan pengganda kekuatan dalam memerangi musuh,' kata perwira senior Korps Intelijen IDF....
TEL AVIV - Korps intelijen elite militer Israel mengeklaim telah melakukan perang kecerdasan buatan atauartificial intelligence pertamanya dalam pertempuran 11 hari dengan perlawanan Palestina di Gaza. Wilayah kantong Palestina yang padat penduduk itu telah menjadi"kelinci percobaan" untuk teknologi komputansi canggih dalam pertempuran.
Menurut militer Zionis, analisis bertenaga AI diterapkan pada sejumlah besar data yang dikumpulkan melalui pencitraan satelit, kamera pengintai, intersepsi komunikasi dan intelijen manusia. Intelijen Israel juga mengeklaim teknologinya memungkinkan pemetaan dengan presisi tinggi terhadap jaringan terowongan bawah tanah di Gaza, yang digunakan oleh kelompok perlawanan Palestina. Mereka mengatakan data ini telah membantu mengamankan pembunuhan komandan senior Hamas; Bassem Issa, perwira tertinggi yang dibunuh oleh IDF sejak operasi Israel 2014 di Gaza, dan beberapa operasi lainnya.
Beberapa pihak berpendapat bahwa uji coba yang dilakukan selama gejolak kekerasan rutin sangat penting bagi Israel untuk mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar senjata global. Produsen Israel memasarkan drone canggih, sistem pertahanan rudal, dan produk lainnya kepada pelanggan asing di bawah label seperti"teruji dalam pertempuran" atau"terbukti tempur". Sektor pertahanan negara memelihara hubungan yang nyaman dengan militernya dan pemerintah secara umum.