Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengungkapkan penyebab tingginya impor susu sapi ke Indonesia.
Foto: Ilyas Fadilah/detikcomMenteri Koperasi Budi Arie Setiadi buka-bukaan soal tingginya angka impor susu sapi ke Tanah Air. Menurutnya dari total konsumsi per tahun yang mencapai 4,4 juta ton pada 2022-2023, industri di dalam negeri hanya mampu memproduksi 837.223 ton.
Ia menyatakan, negara pengekspor susu, yang mayoritasnya dari Australia dan Selandia Baru, memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia. Perjanjian tersebut menghapuskan bea masuk pada produk susu sehingga membuat harga produk mereka lebih murah 5% dari harga global saat masuk ke Indonesia.
Ia juga memaparkan data jumlah sapi pera pada 2023 milik Gabungan Koperasi Susu Indonesia yang sebanyak 227.615 ekor. Sementara pada peternak modern jumlahnya 32.00 ekor.
Peternak Lokal Produksi Susu Kebijakan Perdagangan
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Biang Kerok Pendapatan Negara Bocor Rp 300 Triliun Terungkap!Hashim Djojohadikusumo, Adik Presiden terpilih Prabowo Subianto, mengungkapkan pendapatan negara bocor Rp 300 triliun.
Baca lebih lajut »
Terungkap Biang Kerok Sritex Berdarah-darah Berujung PailitPailitnya raksasa tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex menjadi sorotan publik dan pemerintah.
Baca lebih lajut »
Terlalu Cepat Ambil Keputusan, Nuri Sahin Akui Bikin Blunder FatalNuri Sahin akui gegabah dan menjadi biang kerok kekalahan Dortmund atas Real Madrid.
Baca lebih lajut »
Ekspor Udang RI ke AS Turun 8,1%, KKP Tunjuk Biang KeroknyaKKP buka-bukaan biang kerok ekspor udang RI turun.
Baca lebih lajut »
7 Isi Permendag 8 yang Disebut Biang Kerok Sritex dkk TumbangCek 7 isi Permendag 8 yang jadi biang kerok keruntuhan Sritex dkk!
Baca lebih lajut »
PMI Manufaktur Kontraksi 4 Bulan Beruntun, Permendag Impor Masih jadi Biang KerokPurchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Oktober 2024 berada pada posisi yang sama dengan bulan sebelumnya, yaitu 49,2, yang artinya masih berada di level kontraksi.
Baca lebih lajut »