Pandu Riono dianggap tak memiliki kepentingan politik dalam kritik terhadap penanganan pandemi Covid-19.
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Komunikonten Hariqo Wibawa Satria menyebut peretasan akun media sosial dan teror yang dialami epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono merugikan masyarakat. Menurut dia, pakar epidemiologi itu jarang di Indonesia, apalagi yang aktif di media sosial untuk memberikan pemahaman mengenai Covid-19 ke masyarakat.Hariqo mengatakan data Kementerian Kesehatan menunjukan jumlah epidemiolog di Indonesia hanya 357 orang.
Pandu baru aktif membuat pernyataan di media sosial ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia.“Dari sekian banyak, hanya ada satu atau dua yang kritis dan tidak menyebar hoaks, mengatakan apa adanya, itu pun masih disikat juga, ini berbahaya sekali,” kata dia soal peretasan akun Pandu.Hariqo bilang aktifitas Pandu bermain media sosial sebetulnya menguntungkan masyarakat. Dia mengatakan di media sosial terjadi interaksi antara Pandu dengan masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai Covid-19.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Ahli IT Sebut Akun dr Pandu Memang Diincar untuk Diretas |Republika OnlineAhli IT Heru Sutadi menyebut peretasan tak mungkin dilakukan secara tiba-tiba
Baca lebih lajut »
Akun Ahli Wabah UI Dibajak Gara-gara Kritik Obat Covid-19?Pembajakan akun ahli wabah UI, Pandu Riono diduga karena sikap kritisnha soal Covid-19. ahliwabahUI
Baca lebih lajut »
Akun Twitter Diduga Diretas, Ahli Epidemiologi: Seharusnya Ditangani PemerintahAkun Twitter ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono drpriono diduga diretas.
Baca lebih lajut »
Politikus Demokrat: Lawan Kita Covid, Bukan Kebebasan BerpendapatPeretasan akun Twitter epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono disesalkan berbagai pihak. Pembajakan akun media...
Baca lebih lajut »