MRT bersama UI dan ITB menggali di kawasan Monas, Kebon Sirih, dan MH Thamrin.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum dimulainya konstruksi pembangunan MRT fase 2 yang membentang dari Bundaran Hotel Indonesia hingga Kota Tua, PT MRT Jakarta direkomendasikan untuk turut melibatkan tim ahli cagar budaya. Pelibatan tim ahli cagar budaya tersebut menandakan betapa jalur pembangunan MRT fase 2A lebih menantang ketimbang pada fase 1.
Oleh sebab itu, prinsip kehati-hatian dan penuh perhitungan dalam pengerjaan stasiun tidak boleh diabaikan agar tidak terjadi penurunan struktur bangunan. Hal itu mengingat seluruh pembangunan stasiun dikerjakan di bawah tanah . Dengan melibatkan para arkeolog dari universitas ternama, seperti Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung , PT MRT Jakarta berupaya merawat dan menjaga nilai sejarah lintasan cagar budaya selama pembangunan berlangsung. Sebelum konstruksi dimulai, penggalian benda bersejarah atau ekskavasi dilakukan selama dua bulan pada Agustus 2020.
Menurut Ketua tim ekskavasi pembangunan Stasiun MRT Thamrin dan Monas, Cecep Eka Permana, ragam artefak tersebut ditemukan dengan penggalian kedalaman 100-150 sentimeter . Mendekati dua meter, sudah tidak ditemukan lagi artefak.Ragam artefak mulai dari tembikar, fragmen keramik hingga uang koin yang ditemukan pada proses ekskavasi menandakan bagaimana aktivitas perekonomian Batavia sekitar tahun 1930-an berlangsung.