Tekanan ekonomi membuat karyawan di Jakarta kini lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya, termasuk saat makan siang. Seorang pemilik warung padang, Hendri (39), alias Buyung, menuturkan bahwa ia mulai merasakan perubahan perilaku pelanggan sejak tiga bulan terakhir. Pelanggan yang dulunya langsung memesan tanpa tanya harga, kini lebih sering bertanya terlebih dahulu sebelum membeli.
Dulu karyawan-karyawan di sini tidak pernah tanya harga, langsung makan saja. Sekarang, sebagian tanya harganya dulu.Suasana di dalam Warteg yang dipenuhi pembeli saat jam makan siang di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa . Tekanan ekonomi masyarakat Indonesia di awal tahun ini semakin berat dengan kenaikan harga bahan makanan pokok.Jakarta dan sekitarnya makin penghitungan membelanjakan uangnya.
Laki-laki asal Pariaman, Sumatera Barat, itu juga menandai gelagat pelanggannya yang makin ”pelit” mengeluarkan uang. Dulu, katanya, pelanggan biasanya makan dengan lauk lebih dari satu macam.Agar pelanggannya tetap makan di warung padang itu, Buyung membuat paket hemat Rp 13.000. Paket itu terdiri dari nasi plus satu lauk ayam bakar, atau telur dadar, atau teri jengkol. Jika pelanggan makan di tempat, ia memberi nasi tambah secara gratis.
Suryani , pemilik rumah makan ayam goreng waralaba di bilangan Jalan Ceger, Pondok Aren, Tangerang Selatan, juga merasakan lesunya pasar. Sejak berjualan sekitar delapan tahun lalu, ia menikmati masa keemasan pada 2018-2019. Saat itu, ia bisa menjual 70 ekor ayam per hari. Begitu pandemi Covid-19 melanda, penjualannya anjlok tinggal 10-15 ekor ayam per hari. Sekarang, penjualan beranjak naik antara 25 ekor dan 30 ekor, tetapi masih jauh dari pencapaian pada 2018-2019.
Sebagai catatan, masyarakat kelas menengah merupakan kelompok masyarakat dengan pengeluaran bulanan Rp 1,2 juta sampai Rp 9,9 juta per kapita. Di antara mereka ada Yohanes Robert , mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Tangerang, Banten. Belakangan, ia memilih menghemat uang saku bulanan dari orangtuanya yang berjumlah Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta.
Tekanan Ekonomi Warteg Karyawan Harga Hemat
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Karyawan Firma Akuntansi Terkemuka Meninggal Usai 4 Bulan Bergabung, Tekanan Kerja Jadi PerdebatanPihak Ernst & Young membantah tuduhan bahwa tekanan kerja menyebabkan seorang karyawan meninggal. Perusahaan mengatakan pekerja baru diberi pekerjaan seperti karyawan lainnya dan tidak percaya bahwa tekanan kerja dapat merenggut nyawanya.
Baca lebih lajut »
PMI Manufaktur RI Jeblok, Indonesia Terburuk di ASEAN?Tekanan demi tekanan terus menghantui perekonomian di Indonesia hingga ASEAN, termasuk PMI Manufaktur yang menurun.
Baca lebih lajut »
Tekanan 'Mulyono dan Geng' Diduga Bikin Anies Gagal Maju Pilkada, NasDem: Kita Tak MerasakanHermawi menyebut pelaksanaan Pilkada sudah berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Baca lebih lajut »
Buru Diskon, Solusi Kelas Menengah Hadapi Tekanan EkonomiKrisis daya beli memaksa kelas menengah mengorbankan tabungan dan menyesuaikan prioritas untuk kebutuhan pokok.
Baca lebih lajut »
DJPb: Ekonomi Sumbar tetap tumbuh positif di tengah tekanan globalKantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Sumatera Barat (Sumbar) menyebut ekonomi provinsi itu tetap tumbuh ...
Baca lebih lajut »
Konsultan sebut perencanaan keuangan bisa bantu hadapi tekanan ekonomiPerusahaan konsultan audit dan pajak Grant Thornton Indonesia menyebut perencanaan keuangan yang matang dapat membantu menghadapi tekanan ekonomi saat ini ...
Baca lebih lajut »