Artikel ini membahas tentang upaya sebuah desa wisata untuk membedakan dirinya dari desa wisata lain dengan menawarkan tarian selamat datang khas desa. Namun, tarian tersebut justru dianggap berlebihan oleh sebagian pengunjung dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
/SLA), adalah mencapai penghidupan yang berkelanjutan. Artinya, penghasilan meningkat, kondisi lingkungan lebih lestari, kesehatan warga makin baik, dan kondisi-kondisi yang makin baik lainnya. Guna mencapai penghidupan yang berkelanjutan, salah satu hal pertama yang perlu dilakukan adalah memetakan potensi desa. Caranya adalah dengan mengenali berbagai modal yang dimiliki desa.
Ini mulai dari modal fisik (antara lain infrastruktur), modal finansial (dana desa), modal lingkungan (bentang alam), sampai modal sosial dan bahkan juga modal budaya/kultural. Beragam modal tersebut akan digunakan sebagai dasar mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi produktif bagi warga desa, baik secara individual maupun komunal sebagai kegiatan usaha di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Yang terakhir ini sekaligus juga menjadi salah satu sumber pendapatan asli (PAD) desa yang diharapkan dapat menjadi modal finansial mendampingi dana desa. Baru-baru ini kami berkesempatan mengunjungi sebuah desa wisata di sebuah kaki pegununungan. Dengan bentang alam kaki gunung, dapat diperkirakan jenis wisata yang dikelola BUMDes desa tersebut adalah wisata alam.Desa-desa sekitarnya rupanya juga ada beberapa yang mengambil desa wisata sebagai kegiatan mereka. Berlokasi saling berdekatan membuat desa-desa wisata itu menjual produk wisata senada. Atas keinginan melakukan diferensiasi produk, desa tempat kami berkunjung menawarkan penampilan musik dan tari yang mereka katakan sebagai khas desa tersebut. Maka, sebuah tarian selamat datang diiringi musik digunakan untuk menyambut pengunjung desa wisata. Sayangnya, tarian selamat datang diiringi musik tersebut tidak terlalu berhasil mengirimkan pesan tentang keunikan desa yang diharapkan memberikan nilai tambah dibandingkan desa-desa wisata tetangganya. Alih-alih mengesankan, tarian tersebut untuk sebagian besar pengunjung dirasakan berlebihan. Dampaknya justru menimbulkan perasaan tidak nyaman pada pengunjung karena disambut bak raj
WISATA DESA BUMDES TARI Pengunjung
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Tarian Selamat Datang di Desa Wisata: Berlebihan?Artikel ini membahas tentang upaya desa untuk mencapai kehidupan berkelanjutan melalui pengembangan kegiatan ekonomi produktif dan diferensiasi produk wisata. Namun, contoh yang diberikan justru menunjukkan bahwa upaya diferensiasi melalui tarian dan musik justru menimbulkan efek negatif.
Baca lebih lajut »
Dukung Pertanian dengan Merehab BendunganDesa-desa yang akan terlayani antara lain Desa sumber sari Rawa Mulia Babulu Laut dan Rintik
Baca lebih lajut »
Konser Ultah ke-20 Berlangsung Meriah, The Changcuters: Selamat Datang di Pesta KamiKonser tersebut digelar di Ecovention Concert Hall, Ancol, Jakarta Utara pada Sabtu (7/12/2024) malam.
Baca lebih lajut »
Buku 'Selamat Datang Otokrasi' Ulas Penurunan Kualitas Pemilu: Demokrasi Indonesia Sedang Alami Tantangan SeriusBerita Buku 'Selamat Datang Otokrasi' Ulas Penurunan Kualitas Pemilu: Demokrasi Indonesia Sedang Alami Tantangan Serius terbaru hari ini 2024-12-20 19:24:25 dari sumber yang terpercaya
Baca lebih lajut »
'Brain Rot', Selamat Datang di Era Pembusukan OtakPenggunaan gawai perlu dibatasi. Konsumsi konten daring bermutu rendah dalam waktu lama memicu penurunan kondisi mental dan intelektual seseorang alias 'brain rot'.
Baca lebih lajut »
MK Hapus Presidential Threshold, Rocky Gerung: Selamat Datang Era Baru, Salam Akal SehatRocky Gerung menuturkan dengan putusan MK yang menghapus presidential threshold maka sebaiknya setop mengucapkan narasi salam 0 persen.
Baca lebih lajut »