Peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai punya pengalaman buruk dengan pria Taliban.
Liputan6.com, Jakarta - Taliban kembali menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul. Situasi pun mendadak mencekam, terlebih Presiden Ashraf Ghani lebih dulu kabur, meninggalkan warganya. Situasi itu menerbitkan kekhawatiran bagi Malala Yousafzai, terutama nasib perempuan dan kalangan minoritas di Afghanistan.
Penembakan itu sebagai wujud penentangan pria tersebut atas sikap Malala yang vokal menyuarakan pendidikan untuk perempuan. Malala kemudian menjalani perawatan di Rumah Sakit Queen Elizabeth, Inggris. 2 dari 4 halamanKritik AmerikaMalala pun mengkritik Amerika Serikat karena dinilai membuat pernyataan yang kurang bertanggung jawab terhadap peristiwa pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban. Ia pun telah berbicara dengan para pemimpin dunia lainnya serta pemerintah Amerika Serikat dan Inggris untuk masalah ini.
Negara-negara di dunia terkejut, ketika negara yang dipimpin oleh Presiden Ashraf Ghani-led hancur dalam hitungan 120 jam dengan peristiwa perebutan ibu kota oleh Taliban. Ghani meninggalkan Afghanistan pada Minggu siang, 15 Agustus 2021, sebelum Taliban mengumumkan perebutan wilayah tersebut.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
VIDEO: Malala Minta Joe Biden Lindungi Warga AfghanistanMalala Yousafzai menyampaikan kekhawatirannya terhadap perempuan dan anak-anak di Afghanistan usai Taliban mengambil alih kekuasaan di negara itu.
Baca lebih lajut »
Malala ke Pemimpin Dunia: Lindungi Rakyat Afghanistan |Republika OnlineMalala sempat menjadi sasaran tembak milisi Taliban ketika berusia 15 tahun.
Baca lebih lajut »
MalalaKembalinya rezim Taliban langsung dikaitkan dengan fundamentalisme Islam, terutama soal pemberangusan peran wanita. Taliban
Baca lebih lajut »
VIDEO: Malala Minta Joe Biden Lindungi Warga AfghanistanMalala Yousafzai menyampaikan kekhawatirannya terhadap perempuan dan anak-anak di Afghanistan usai Taliban mengambil alih kekuasaan di negara itu.
Baca lebih lajut »