Di tengah tingginya angka ”backlog” perumahan, program tiga juta rumah menjadi angin segar. Namun, pemangkasan anggaran membuat realisasinya potensial terkendala.
perumahan, program tiga juta rumah menjadi angin segar. Namun, pemangkasan anggaran membuat realisasinya potensial terkendala. Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa target satu juta rumah baru bisa diwujudkan di tahun keempat masa pemerintah. Menjadi cukup wajar jika sebagian publik masih meragukan program yang dinilai cukup ambisius tersebut.pemerintahan Prabowo-Gibran. Sasaran utamanya adalah masyarakat berpenghasilan rendah .
Tak hanya itu, per 8 Januari 2025 pemerintah berhasil menggaet investor dari Qatar untuk membangun satu juta rumah yang akan difokuskan di wilayah perkotaan. Jika pemerintah sebelumnya baru mampu mewujudkan satu juga rumah di tahun keempat, maka pemerintahan saat ini harus bekerja lebih ekstra untuk dapat mewuwjudkan tiga juta rumah mulai tahun kedua. Sementara ini, pada tahun 2025 pemerintahan menargetkan pembangunan rumah sebanyak 800 ribu unit. Pada tahun berikutnya, untuk mencapai tiga juta rumah per tahun, setidaknya pemerintah harus membangun 250 ribu rumah setiap bulannya.
Dengan kata lain, pemerintah harus mampu menghimpun dana di luar anggaran APBN. Skema investasi dari negara lain seperti Qatar perlu digaet setiap tahun sehingga investasi besar itu tidak hanya berhenti di tahun pertama. Harapannya, investasi yang ditanamkan akan terus meningkat sehingga menguntungkan banyak pihak. Terobosan skema penyediaan hunian dengan menggandeng swasta itu perlu dipastikan bahwa realisasinya tidak bias kepentingan.
Sebab, pemerintah berencana merealisasikan program 3 juta rumah mulai tahun kedua pemerintahan, sebagaimana yang tertuang dalam dokumen visi misi keduanya saat berkampanye terkait penjelasan lebih rinci mengenai Asta Cita. Program tersebut turut menyasar penyediaan rumah murah dengan sanitasi baik untuk masyarakat. Sesuai rencana, sebanyak dua juta rumah akan dibangun di daerah perdesaan dan satu juta lainnya di kawasan perkotaan.
Tampaknya bukan tanpa alasan. Berkaca pada pengalaman pemerintahan sebelumnya, dengan target pembangunan satu juta rumah per tahun, tidak sepenuhnya dapat direalisasikan. Merujuk catatan Kementerian PUPR dan GoodStats, pada tiga tahun pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo pembangunan rumah belum mampu menembus angka satu juta unit per tahun. Rata-rata hanya 803 ribu unit per tahun.
3 Juta Rumah Program Quick Win Program Hasil Terbaik Cepat Perumahan Utama
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
80,9% Publik Puas dengan 100 Hari Kerja Prabowo-Gibran Versi Litbang KompasDari data survei Litbang Kompas, publik yang tidak puas berada di 19,1 persen.
Baca lebih lajut »
Survei Kepuasan terhadap Kinerja Prabowo Capai 80,9 Persen, Jokowi: Sesuai PrediksiHasil survei Litbang Kompas menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Prabowo-Gibran mencapai 80,9 persen.
Baca lebih lajut »
Surya Paloh Apresiasi Tingkat Kepuasan 100 Hari Prabowo, Pengamat Pengakuan yang ObjektifAdi mengatakan berdasarkan survei Litbang Kompas tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Presiden Prabowo cukup tinggi
Baca lebih lajut »
Survei Litbang Kompas: Kinerja Polkam Prabowo-Gibran Diapresiasi, Apa ”PR” Pemerintah Selanjutnya?Prabowo-Gibran diminta tak terlena dengan tingginya apresiasi publik atas kinerja pemerintah di bidang polkam seperti terpotret di hasil survei Litbang Kompas.
Baca lebih lajut »
Prabowo Respons Survei Litbang Kompas: Saya Bekerja Bukan untuk Cari PenilaianSebanyak 80,9 persen responden puas dengan 100 hari kerja pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Baca lebih lajut »
Tanggapi Survei Litbang Kompas, Prabowo: Kita Bekerja Bukan untuk Cari Penilaian BaikTingginya derajat kepuasan publik yang terekspresi 100 hari usia Kabinet Merah Putih ini terbilang istimewa. Pasalnya, baru ini sepanjang sejarah survei.
Baca lebih lajut »