Hasil survei Litbang Kompas di Pilkada Jabar, Jatim, dan Sumsel mengokohkan pandangan bahwa preferensi pemilih memilih sangat bertumpu pada calon gubernur.
JAKARTA, KOMPAS — Figur individu calon kepala daerah sebagai pertimbangan utama pemilih saat menjatuhkan pilihan kian terlihat di Pemilihan Kepala Daerah 2024. Hal itu setidaknya terpotret dari hasil survei LitbangKecenderungan itu tidak terlepas dari minimnya alternatif calon yang diusung partai politik . Dan tak bisa dimungkiri hal tersebut juga berimplikasi pada strategi kampanye yang menitikberatkan pada peran calon kepala daerah ketimbang partai.
Kendati demikian, sorotan publik terhadap para individu kandidat yang berkontestasi kali ini menjadi lebih kuat karena jumlah kontestan yang relatif sedikit. Parpol cenderung mengambil jalan pintas dengan mengusung tokoh-tokoh yang sangat populer dan sudah memiliki bekal elektoral tinggi. Hal itu tidak terlepas dari penyelenggaraan pilkada yang berselang tak sampai setahun dari pemilu serentak 2024.
Pada Pilkada Jatim, misalnya, 60 persen pemilih Partai Kebangkitan Bangsa yang mengusung Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim dan 45,5 persen pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mengusung Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta justru memilih Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak yang diusung Koalisi Indonesia Maju, parpol pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Ia melanjutkan, Risma sebagai cagub dan Gus Hans sebagai cawagub juga akan mendapatkan porsi masing-masing dalam berkampanye. Akan tetapi, tidak bisa dimungkiri masyarakat lebih menantikan kehadiran Risma dengan gayanya yang otentik. ”Itu sangat bergantung pada paslonnya, daerahnya di mana, dan partainya apa,” ujar Ketua DPD Gerindra Jakarta itu.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies Arya Fernandes saat dihubungi dari Jakarta, Jumat , menilai wajar jika masyarakat lebih melihat sosok kandidat kepala daerah dalam menentukan pilihannya. Sebab, pilkada merupakan ajang untuk memilih sosok meski mereka diusung oleh parpol.
Sejalan dengan itu, para pemilih parpol pun tidak selalu memilih kandidat yang diusung oleh partai pilihannya. Mengacu survei Litbang Kompas, 55,3 persen responden dari kalangan NU mendukung Khofifah-Emil. Pemilih Muhammadiyah mendukung Risma-Gus Hans .
Pilkada 2024 Pilkada Jatim Pilkada Jabar Pilkada Sumsel Calon Gubernur Pemilu 2024 Utama
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Survei Litbang Kompas: 43,1 Persen Pemilih Belum Tentukan Pilihan di Pilkada Jawa TengahSurvei Litbang Kompas untuk Pemilihan Kepala Daerah Jawa Tengah atau Pilkada Jateng 2024 menunjukkan 43,1 persen pemilih belum menentukan pilihan.
Baca lebih lajut »
Survei Litbang ”Kompas”: Pilkada Sumsel dan Gejala Pilihan yang TerbagiPengaruh kekuatan sosok dalam pilkada membuat pamor partai politik tak menjadi pertimbangan bagi pemilih menentukan pilihan.
Baca lebih lajut »
Survei Litbang ”Kompas” Pilkada Jakarta: Pramono-Rano Tidak Mau Terlena Hasil SurveiHasil survei menjadi rujukan Pramono Anung-Rano Karno untuk bertarung sampai akhir dalam Pilkada Jakarta 2024.
Baca lebih lajut »
Survei Litbang ”Kompas” Pilkada Jakarta: Pramono-Rano Enggan Terlena Hasil SurveiHasil survei menjadi rujukan Pramono Anung-Rano Karno untuk bertarung sampai akhir dalam Pilkada Jakarta 2024.
Baca lebih lajut »
Survei Litbang Kompas, Kalah di Survei Pilkada Jabar, Jeje Terkendala WaktuCalon gubernur nomor urut 2, Jeje Wiradinata, mengakui masih kalah dalam survei Pilgub Jabar 2024. Waktu yang singkat menjadi kendala untuk menggaet suara masyarakat.
Baca lebih lajut »
Survei: Ridwan Kamil-Suswono Paling Banyak Dipilih Kalangan Gen ZJPNN.com : Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan bahwa Ridwan Kamil-Suswono paling banyak dipilih Gen Z.
Baca lebih lajut »