Koalisi partai politik cenderung sudah menarik atensi pemilihnya. Gejalanya terlihat adanya pilihan yang sama terhadap calon presiden antara pilihan koalisi dengan pilihan pemilih dari partai koalisi tersebut. Survei AdadiKompas
untuk mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden berpotensi menjadi bandul politik yang menentukan ke mana suara pemilih partai akan berlabuh. Konfigurasi potensi koalisi yang sedang dijajaki sejumlah partai politik akhir-akhir ini cenderung sudah mendapatkan atensi dari calon pemilihnya.
Kondisi pertama adalah bagaimana partai mampu menguasai wilayah elektoral tertentu. Survei periodik Kompas periode Mei 2023 menangkap, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerakan Indonesia Raya menjadi dua partai yang tidak saja berada di papan atas elektabilitas, tetapi keduanya juga menjadi dua partai yang saling bersaing dalam penguasaan wilayah.
Hal yang sama dialami PDI-P di wilayah Bali-Nusa Tenggara dengan penguasaan elektoral mencapai 43,9 persen. Sementara di wilayah Maluku-Papua, partai ini mendulang elektoral di angka 30,4 persen. Di kedua wilayah ini lagi-lagi Gerindra berada di posisi kedua dengan angka masing-masing 12,1 persen di Bali-Nusa Tenggara dan 19,6 persen di Maluku-Papua.
Jika mengacu data ini, kondisi pertama terkait penguasaan elektoral memang tak bisa dimungkiri masih didominasi oleh PDI-P dan Gerindra. Keduanya menjadi parpol yang mampu menguasai puncak elektoral di sejumlah wilayah. Penguasaan wilayah ini tentu akan menjadi kalkulasi bagi bangunan koalisi antarparpol.Kondisi kedua ialah bagaimana parpol mampu merawat pemilih garis kerasnya, yakni pemilih yang sudah memantapkan pilihan pada parpol dan tidak akan mengubah pilihan sampai pemilu nanti.
Naik turunnya angka pemilih loyal ini juga berdampak pada naik turunnya pemilih bimbang . Kelompok pemilih belum menentukan pilihan atau pemilih yang masih kemungkinan mengubah pilihan inilah yang kemudian menjadi pasar perebutan bagi semua parpol untuk mendulang elektoral. Ciri dari pemilih mengambang ini cenderung tidak stabil. Mereka cenderung lebih rasional dan kalkulatif dalam menentukan pilihan.
Hasil survei Litbang Kompas menjajaki potensi Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang digagas Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera . Bagian terbesar dari gabungan responden pemilih ketiga partai ini cenderung mengarahkan dukungan ke Anies Baswedan, sosok bakal calon presiden yang akan diusung koalisi ini.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Jamin Independensi, Litbang Kompas Rilis Survei Kepemimpinan Nasional 22-24 MeiHarian Kompas bersama Litbang Kompas akan merilis hasil Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) pada tanggal 22-24 Mei 2023.
Baca lebih lajut »
Survei Litbang 'Kompas': 78 Persen Responden Puas dengan Kinerja di Sektor KesejahteraanSurvei Litbang Kompas terbaru menunjukkan mayoritas responden merasa puas dengan kinerja pemerintah di sektor kesejahteraan sosial
Baca lebih lajut »
Hasil Survei Litbang Kompas: Pemberian Bansos Membuat Budaya Gotong Royong MelemahPemberian bansos membuat budaya gotong royong melemah.
Baca lebih lajut »
Survei Litbang 'Kompas': 70,1 Persen Publik Puas terhadap Kinerja Jokowi-Ma'rufJajak pendapat yang dilakukan Litbang Kompas pada 29 April-10 Mei 2023 menunjukkan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin berada di angka 70,1 persen. Nasional Jokowi
Baca lebih lajut »
Survei Litbang “Kompas”: Kepuasan Meningkat, Faktor “Jokowi” Menguat?Sejalan dengan tren apresiasi publik pada kinerja pemerintahannya, posisi politik Presiden Jokowi semakin menguat. Hanya saja, pada Pemilu 2024 mendatang, tidak semua kalangan sejalan dengan preferensi politiknya. Survei AdadiKompas
Baca lebih lajut »
Litbang Kompas: Sorot Kasus Haris-Fatia dan Bima Yudho Lampung, Kepuasan Politik dan Keamanan TurunMenurut survei Litbang Kompas terbaru, kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah di sektor politik dan keamanan menurun sebesar 4,8 persen.
Baca lebih lajut »