Inilah kisah MN, mahasiswa asal Medan yang merantau di Jogja untuk kuliah. Sempat jadi tour guide hingga marbot untuk sambung hidup.
Nur wasilatus Sholeha -MN, Anak Guru Honorer yang Pilih Nyambi Kerja dan Pernah Tinggal di Masjid . Foto: Nur wasilatus Sholeha/detikeduEkonomi menjadi faktor utama seseorang mengurungkan niatnya untuk mengenyam bangku perkuliahan. Namun, bagi MN yang seorang anak guru honorer, dia lebih memilih banting tulang berkuliah sambil kerja hingga mengorbankan waktu bersama teman-temannya.
"Ya saya butuh uang buat menghidupi kehidupan saya, buat tambah-tambahan bayar uang kuliah ya buat kehidupan saya di Jogja," ungkapnya.Sempat Jadi Marbot dan Pilih Tinggal di Masjid daripada Ngekos MN pun menjajal pekerjaan lainnya. Pada pekerjaan kedua, ia menjadi admin di suatu lembaga di daerah Gunung kidul semenjak semester 4 hingga sekarang.
Kemudian di semester akhir ini, dia memilih untuk indekos di Jogja sekaligus WFH akibat tuntutan tugas akhir yang mengharuskan ia harus lebih dekat dari kampus, dibandingkan tinggal di lembaga dimana jauh dari kampusnya. Sadar akan ketidakmampuannya dalam membayar UKT, MN pernah mengusulkan KIP-K ketika masih menjadi mahasiswa baru, tetapi tertahan akibat dari NIK-nya. Tak putus asa, ia mengusahakan ke dinas pendidikan dan lainnya. Sayang, sistem dari KIP-K sendiri menolak MN.
"Mas sampean kalau mau beasiswa itu susah, bagusnya sampean cari-cari sendiri aja, kalau saran dari kami ikuti ini apa lomba-lomba," ucap MN mengulang kata-kata dosennya itu.4 Mahasiswa UGM Gugat ke MA, Minta Permendikbud 2/2024 soal Kenaikan UKT DicabutKuliah sambil kerja tentu menyebabkan adanya hal yang harus dikorbankan. MN sendiri mengaku beberapa pekerjaan yang ia pernah lakukan berdampak pada nilainya yang turun.
Dyouthizen Ukt Kuliah Marbot Masjid
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Menilik Sejuta Manfaat Membaca Nyaring, Bikin Erat Hubungan Orangtua dan AnakSelain menumbuhkan minat baca pada anak-anak, membaca nyaring juga penting dalam perkembangan psikologi anak-anak.
Baca lebih lajut »
ITS: Biaya Kuliah 2024 Tidak Naik, Cuma Kelompok UKT yang DitambahITS tidak menaikkan nominal atau besaran UKT 2024, meski menambah jumlah kelompok UKT yang ada.
Baca lebih lajut »
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa KenaikanDirjen Dikti menjelaskan mekanisme penetapan UKT 2024 setelah Mendikbudristek memutuskan membatalkan kenaikan UKT tahun ini.
Baca lebih lajut »
Universitas Brawijaya Batalkan Kenaikan UKT 2024, Gunakan UKT 2023Setelah Mendikbud Nadiem membatalkan kenaikan UKT, UB langsung membuat skema UKT bagi mahasiswa baru termasuk selisih biaya yang ada.
Baca lebih lajut »
Kenaikan UKT Dibatalkan, Nadiem Segera Evaluasi Ulang UKT Semua PTNNadiem juga mengajukan beberapa pendekatan untuk bisa mengatasi kesulitan yang dihadapi mahasiswa terkait UKT.
Baca lebih lajut »
Soal Kenaikan UKT, Unsoed: Rata-rata Kenaikan UKT Tidak SignifikanMite mengatakan, hingga Senin (20/5/2024) sore, jumlah calon mahasiswa baru Unsoed yang sudah registrasi mencapai 2.412 orang.
Baca lebih lajut »