International Monetary Fund (IMF) memperkirakan tingkat suku bunga global akan tetap tinggi hingga 2025.
Hal itu dikarenakan lonjakan pada harga belum turun signifikan akibat gangguan rantai pasok imbas pandemi COVID-19 dan perang Rusia-Ukraina.
"Kami perkirakan suku bunga akan tetap tinggi kemungkinan hingga 2025. Ini akan menimbulkan konsekuensi terhadap negara-negara ASEAN dari sisi biaya dana dan juga nilai tukar," kata Georgieva dalam Plenary Session ASEAN-Indo Pacific Forum di Hotel Mulia Jakarta, Selasa .Georgieva mewanti-wanti negara ASEAN bahwa suku bunga tinggi di Amerika Serikat dan Eropa berpotensi menekan nilai tukar. Apalagi kebutuhan pembiayaan anggaran masing-masing negara ASEAN masih cukup tinggi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
IMF Wanti-wanti ASEAN soal Tren Suku Bunga Tinggi hingga 2025Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperkirakan tingkat suku bunga acuan masih akan tinggi hingga tahun 2023.
Baca lebih lajut »
Video: Bunga Acuan The Fed Bisa Naik ke 6%, BI Bakal Ikutan?Bunga Acuan The Fed Bisa Naik ke 6%, Suku Bunga BI Bakal Menyusul?
Baca lebih lajut »
Dolar AS stabil, investor berspekulasi kenaikan suku bunga Fed selesaiDolar AS mengawali perdagangan sesi Asia pada Senin dengan stabil, karena investor menilai data pekerjaan AS yang menunjukkan tanda-tanda mereda dan ...
Baca lebih lajut »
Saham Asia dibuka naik didukung stimulus China, harapan suku bunga ASSaham-saham Asia dibuka sedikit menguat pada perdagangan Senin, karena pasar berspekulasi bahwa Federal Reserve telah selesai menaikkan suku bunga AS, dan ...
Baca lebih lajut »
Dolar turun di Asia, pedagang bertaruh Fed selesai naikkan suku bungaDolar melemah dalam perdagangan yang hati-hati di sesi Asia pada Senin sore, karena investor mempertimbangkan data pekerjaan AS yang menunjukkan beberapa ...
Baca lebih lajut »
Saham Asia menguat didorong harapan stimulus China dan suku bunga ASSaham-saham Asia menguat pada Senin, karena harapan bahwa pasokan stimulus kebijakan dari Beijing akan cukup untuk setidaknya menstabilkan perekonomian China ...
Baca lebih lajut »