Studi : Booster Vaksin Sinovac Kurang Efektif Cegah Covid Omicron
Bisnis.com, JAKARTA - Dua dosis dan booster vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Sinovac Biotech Ltd. China, salah satu yang paling banyak digunakan di dunia, tidak menghasilkan tingkat antibodi penetral yang cukup untuk melindungi dari varian omicron, sebuah studi laboratorium menemukan.
Dua dosis suntikan BioNTech, yang dikenal sebagai Comirnaty, juga tidak cukup, meskipun menambahkan booster dari jenis yang sama meningkatkan perlindungan ke tingkat yang memadai, kata para peneliti dalam sebuah pernyataan dilansir dari Bloomberg. Pekan lalu, Sinovac merilis studi laboratorium yang mengatakan 94% orang yang mendapatkan tiga dosis menghasilkan antibodi penetralisir, meskipun tidak disebutkan levelnya. Para peneliti Hong Kong menetapkan ambang batas untuk apa yang mereka anggap sebagai tingkat antibodi yang cukup untuk perlindungan berdasarkan penelitian sebelumnya yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Studi: Booster Vaksin Moderna Efektif Lawan OmicronVaksin Moderna dosis tambahan sebagai penguat alias booster dapat efektif melawan Omicron.
Baca lebih lajut »
Studi Oxford: 'Booster' AstraZeneca ampuh lawan OmicronPerusahaan farmasi AstraZeneca mengklaim bahwa vaksin booster COVID-19 buatannya ampuh melawan varian Omicron, mengutip data studi laboratorium Universitas ...
Baca lebih lajut »
Benarkah Orang Kidal Lebih Jenius? Ini Penjelasan StudiBenarkah orang kidal lebih jenius? Peneliti membuktikannya dengan melakukan penelitian berikut. Via: detikedu
Baca lebih lajut »
Studi Sebut Urutan Gejala Covid-19 Tergantung Varian Virus Corona |Republika OnlineUrutan gejala yang berbeda tidak terkait dengan wilayah geografis atau cuaca.
Baca lebih lajut »
Studi Inggris: Risiko Rawat Inap Varian Omicron Lebih Rendah dari DeltaBerdasarkan hasil penelitian London's Imperial College varian Omicron menyebar cepat dibandingkan Delta, namun tingkat keparahannya lebih rendah. TempoDunia
Baca lebih lajut »