Stop Diskriminasi Anak dengan HIV di Sekolah - JEO Kompas.com

Indonesia Berita Berita

Stop Diskriminasi Anak dengan HIV di Sekolah - JEO Kompas.com
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 kompascom
  • ⏱ Reading Time:
  • 128 sec. here
  • 4 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 55%
  • Publisher: 68%

Kebanyakan mereka tertular HIV dari orangtuanya, bukan karena perilakunya. Kondisi badannya pun sehat untuk dapat beraktivitas biasa, termasuk di sekolah.

Kebanyakan mereka tertular dari orangtuanya, bukan karena perilakunya. Kondisi badannya pun sehat untuk dapat beraktivitas biasa, termasuk di sekolah. Waktunya bersama bangun dunia yang ramah untuk anak dengan HIV. itu lahir dengan HIV karena tertular dari orangtua mereka. Jika bisa memilih, mereka tentu tak ingin terlahir dengan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini.

Ia menuturkan, penularan penyakit seperti HIV dan hepatitis tidak gampang. Kewajiban membuka status kesehatan suatu individu sangat terkait dengan moda penularannya. "Memang mereka sehat, jadi kenapa harus dibuka statusnya. Tidak ada kepentingannya. Kalau pun sekolah mendaftar penyakit yang dimiliki anak, bukan untuk menolak anak," kata Nia.

Nia mengatakan, sangat penting untuk menjaga mental ADHA agar mereka terus bersemangat mengonsumsi obat ARV setiap hari karena lazimnya anak-anak, mereka juga bisa bosan minum obat setiap hari. Di usia anak-anak, orangtua bisa memberi tahu anak bahwa di dalam tubuhnya ada kuman atau virus sehingga mereka harus minum obat ARV secara rutin.

Kedekatan pasien ADHA dengan tim dokter tidak hanya sebatas tentang pengobatan, tapi juga kondisi emosi hingga pilihan pekerjaan. "Kalau ada masalah-masalah lain guru bisa melindungi. Penyelesaian masalah bisa dengan duduk bersama, tidak perlu menyentuh. Anak ini enggak tahu statusnya, jadi mengapa disalahkan?" katanya.anak dengan HIV/AIDS disebut bak fenomena gunung es. Angka yang muncul di permukaan diperkirakan masih jauh dari realitas di kenyataan.

Nia menjelaskan, HIV menular melalui hubungan seks yang tidak aman, dari ibu yang positif HIV ke anak, proses transfusi yang tidak aman, atau prosedur apa pun yang berhubungan dengan darah.Walau penyakit ini sudah ditemukan lebih dari 30 tahun lalu, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang menganggap penularan HIV/AIDS semudah penularan flu yang melalui udara.

Selain konsumsi obat, ADHA juga sudah diajarkan sejak dini agar mandiri dengan cepat, termasuk ketika terjatuh atau terluka bisa menolong diri sendiri tanpa minta bantuan orang lain. Ia menuturkan, memang 30 persen ADHA dalam kondisi yang lemah dan sakit. Namun, sebagian besar berada dalam kondisi yang sehat.

"Di seluruh dunia arahnya ke sana, tidak ada lagi pasien bayi baru. Thailand sudah mengklaim tidak ada lagi penularan ke bayi, Malaysia sudah satu sampai dua persen. Kita masih 30 persen," katanya."Kita tidak bisa menyalahkan ibu, karena kadang-kadang si ibu tidak tahu kalau dia HIV. Jadi banyak hal yang masih harus diperkuat, koordinasi kita kurang kuat," ujarnya.

Umurnya 14 tahun. Inisial namanya M. Baru saja jadi ranking satu di kelas, salah satu kelas SMP Negeri di Solo, Jawa Tengah. ", mereka kemudian diberi ruang di kelurahan, sebelum kami bawa ke Lentera," ujar Yunus Prasetyo, salah satu pendiri Yayasan Lentera, Rabu .

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

kompascom /  🏆 9. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Hari Anak Nasional, Belajar Semangat dari M, Anak dengan HIV/AIDS...Hari Anak Nasional, Belajar Semangat dari M, Anak dengan HIV/AIDS...Pada Hari Anak Nasional ini, kita bisa berkaca dari semangat hidup M, anak dengan HIV/AIDS. Ini kisahnya....
Baca lebih lajut »

Suara Anak HIV di Hari Anak Nasional - Viral - www.indonesiana.idWawancara dengan seorang anak HIV jelang Hari Anak Nasional 2019
Baca lebih lajut »

Hari Anak Nasional, Kisah Anak dengan HIV/AIDS - Tribunnews.comHari Anak Nasional, Kisah Anak dengan HIV/AIDS - Tribunnews.comPeringatan Hari Anak Nasional menjadi momentum untuk melihat kembali pemenuhan hak anak, termasuk anak dengan HIV/AIDS (ADHA).
Baca lebih lajut »

Peringati Hari Anak, Ganjar Ajak Anak dengan HIV/AIDS Bermain BolaPeringati Hari Anak, Ganjar Ajak Anak dengan HIV/AIDS Bermain BolaBeberapa anak mengajak Ganjar ikut bermain
Baca lebih lajut »

Makin Banyak Anak Tertular HIV – Bebas AksesMakin Banyak Anak Tertular HIV – Bebas AksesSalah satu cara mencegah penyebaran jumlah anak yang terinfeksi HIV, adalah melakukan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA). RangkulADHA VoiceforVoiceless kompascom kompastv kontannews
Baca lebih lajut »

Masih Minim, Alokasi Anggaran untuk Cegah Anak Kena HIV/AIDSMasih Minim, Alokasi Anggaran untuk Cegah Anak Kena HIV/AIDSAnak usia 0-14 tahun hampir pasti tertular HIV/AIDS dari orangtuanya.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-03-01 13:25:27