Harga minyak turun tipis pada pembukaan perdagangan Rabu (14/6/2023) setelah kenaikan tak terduga stok minyak mentah Amerika Serikat (AS).
hingga 3% di tengah harapan meningkatnya permintaan bahan bakar setelah bank sentral China menurunkan suku bunga pinjaman jangka pendek. Harga minyak turun 4% pada hari Senin di tengah kekhawatiran tentang ekonomi China setelah data ekonomi yang mengecewakan di minggu lalu.
Dengan inflasi yang masih terlalu panas, tetapi ketidakpastian masih menghantui tentang prospek ekonomi dan efek yang tertinggal dari 10 kenaikan suku bunga sejak Maret 2022. Jeda dari kenaikan harga minyak tampaknya akan terjadi saat pertemuan FOMC yang akan segera menetapkan suku bunga.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Harga Minyak Melonjak 3 Persen, Ditopang Prospek Permintaan NaikHarga minyak naik lebih dari 3 persen dari penurunan tajam pada sesi sebelumnya, ditopang harapan meningkatnya permintaan bahan bakar.
Baca lebih lajut »
Harga Minyak Melonjak Usai Bank Sentral China Pangkas Suku BungaHarga minyak naik 3% pada hari Selasa, pulih dari penurunan tajam pada sesi sebelumnya
Baca lebih lajut »
Harga Gula Rafinasi Melonjak, Pengusaha Makanan Minuman Siap Kerek HargaPengusaha makanan dan minuman memperkirakan lonjakan harga gula rafinasi bakal bertahan hingga musim panen tahun depan.
Baca lebih lajut »
Harga minyak turun menyusul perkiraan 'bearish' Goldman SachsHarga minyak mentah berjangka merosot pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah Goldman Sachs memangkas proyeksi harga minyak di tengah ...
Baca lebih lajut »
Harga Minyak Turun, Goldman Pangkas Proyeksi jadi US$81 pada 2023Harga minyak mentah global menurun pada akhir perdagangan Senin (12/6/2023), setelah Goldman Sachs memangkas proyeksi.
Baca lebih lajut »
Harga Minyak Turun Menyusul Perkiraan |em|Bearish|/em| Goldman Sachs |Republika OnlineMinyak WTI turun karena pedagang fokus pada perkiraan yang direvisi dari Goldman Sach
Baca lebih lajut »