Pedagang telah membeli dan membayar sapi untuk didatangkan ke Tanjungpinang. Adanya aturan karantina membuat sapi tidak dapat diseberangkan.
Hal ini disebabkan stok atau ketersediaan daging sapi di Kota Tanjungpinang hanya cukup untuk satu minggu ke depan saja.
Ketua Persatuan Pedagang dan Peternak Sapi/Kambing Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan, Thamrin mengatakan pedagang telah membeli dan membayar sapi untuk didatangkan ke Tanjungpinang. Bahkan beberapa truk pengangkut sapi yang telah berada di Kuala Tungkal terpaksa kembali ke peternakan asal.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Paska Kejadian, Kilang Balikpapan Pastikan Produksi BBM Aman |Republika OnlineSaat ini stok BBM dari Kilang Balikpapan masih cukup untuk kebutuhan BBM Balikpapan
Baca lebih lajut »
Dampak Wabah PMK di Jatim, Harga Sapi Naik hingga Rp 2,5 JutaWabah penyakit kuku dan mulut (PMK) pada sapi belum berpengaruh pada kenaikan harga daging sapi di Jawa Timur. Namun, harga sapi hidup mulai naik.
Baca lebih lajut »
6 Oleh-Oleh Khas Boyolali, Hasil Olahan Susu dan Daging Sapi LokalBoyolali dikenal sebagai Selandia Barunya Jawa. Tak heran bila mereka memproduksi susu segar dan daging sapi yang bisa menyuplai Pulau Jawa.
Baca lebih lajut »
Jagal di Jatim Mulai Sulit Dapat Stok Sapi PotongPara pelaku usaha daging sapi atau jagal di Surabaya sudah mulai kesulitan mendapatkan stok sapi potong akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Ini karena adanya kebijakan penutupan pasar hewan tradisional serta pembatasan sapi yang keluar pada sentra sapi siap potong.
Baca lebih lajut »
DPRD Jateng Minta Pengawasan Lalu Lintas Ternak Dioptimalkan Cegah PMK |Republika OnlineJelang Hari Raya Idul Adha, permintaan sapi maupun kambing cukup tinggi.
Baca lebih lajut »
Empat Sapi di Rembang Positif Penyakit Mulut dan Kuku, Pedagang: Harga Daging Anjlok, Sepi PembeliHarga daging sapi di sejumla pasar di Kabupaten Rembang terpantau anjlok. Penurunan itu terjadi sejak temuan empat ternak dinyatakan positif penyakit mulut dan kuku (PMK), Kamis (12/5) lalu. Hal itu menyebabkan permintaan daging lesu dan omzet pedagang pun menurun.
Baca lebih lajut »