Perusahaan tekstil raksasa Sritex, yang pernah mencapai puncak kejayaannya di era Orde Baru, dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Niaga Semarang. Peninggalan Haji Muhammad Lukminto, raja tekstil Indonesia, ini meninggalkan dampak besar bagi 10 ribu buruh yang terdampak. Meskipun rencana aksi demonstrasi dibatalkan setelah pemerintah memberikan komitmen untuk menyelesaikan masalah Sritex, para buruh tetap akan terus mengawasi proses yang dilakukan pemerintah.
Sritex, perusahaan tekstil raksasa yang pernah mewarnai era Orde Baru, dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Niaga Semarang beberapa waktu lalu. Perusahaan yang didirikan oleh Haji Muhammad Lukminto ini, terkenal sebagai raja tekstil, telah memperdagangkan kain sejak usia 20 tahunan. Bermula dari penjualan di Pasar Klewer Solo, bisnisnya berkembang pesat berkat keunggulan Solo sebagai pusat tekstil di Jawa sejak masa kolonial.
Lukminto berani menyewa kios bernama UD Sri Redjeki dan membuka pabrik cetak pertamanya yang diberi nama Sritex atau PT Sri Rejeki Isman. Kedekatan Lukminto dengan Soeharto, Presiden Indonesia ke-2, dan Harmoko, tangan kanan keluarga Cendana, memberikan keuntungan bagi Sritex. Misalnya, Sritex seringkali menjadi pemenang tender pengadaan seragam dari pemerintah, seperti seragam batik Korpri, Golkar, dan ABRI.Namun, dekrit pailit ini membawa dampak besar bagi 10 ribu buruh Sritex. Mereka sempat berencana melakukan aksi pada 14-15 Januari 2025 untuk mendesak Mahkamah Agung (MA) mempertimbangkan nasib mereka. Aksi tersebut dihadiri buruh dari berbagai daerah, termasuk Sukoharjo, Boyolali, dan Semarang. Koordinator Serikat Pekerja Sritex Group, Slamet Kaswanto, mengutarakan bahwa aksi ini bertujuan agar MA mempertimbangkan nasib buruh akibat pailit Sritex. Namun, rencana aksi tersebut akhirnya dibatalkan setelah pemerintah memberikan komitmen untuk menyelesaikan masalah Sritex. Wakil Menteri Tenaga Kerja, Immanuel Ebenezer, berdialog dengan sekitar 500 buruh Sritex di hall pabrik dan menyampaikan komitmen pemerintah untuk mencari kelanjutan usaha Sritex dan kelangsungan kerja karyawan.Bagaimanapun, Kaswanto memastikan perwakilan pekerja akan terus menyuarakan aspirasi pada pihak terkait, yaitu DPR, MA, dan Presiden Prabowo Subianto. Kaswanto juga menekankan bahwa penundaan aksi ini bukan berarti batal. Para buruh akan terus mengawasi proses yang dilakukan pemerintah hingga putusan PK di MA dan pelaksanaan going concern. Ia menyatakan kemungkinan adanya aksi dengan melibatkan keluarga buruh terdampak dan masyarakat UMKM sekitar pabrik di masa depan
SRITEX PAILIT BURUH TEXTIL ERA ORDE BARU HAJI MUHAMMAD LUKMINTO
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Wamenaker Minta Manajemen Sritex Jaga Buruh, Jangan PHK Terhadap Buruh SritexWamenaker Immanuel Ebenezer Gerungan (Noel) memastikan agar manajemen Sritex tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap buruh akibat putusan pailit.
Baca lebih lajut »
Sejarah Perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia yang Sempat Dilarang saat Orde BaruSaat Orde Baru, perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan, dan baru kembali dibolehkan pada masa Gus Dur.
Baca lebih lajut »
Geliat Gerakan Buruh di Masa Orde BaruPergerakan buruh Indonesia masih bisa melawan dan tak mudah ditundukkan meski belum mencapai tujuan yang diimpikan.
Baca lebih lajut »
Arsip Foto ”Kompas”: Perayaan Imlek yang Sempat ”Dibredel” Pemerintahan Orde BaruWarga keturunan Tionghoa kembali dapat menikmati kebebasan menjalankan kegiatan agama, kebudayaan mereka, termasuk merayakan Imlek, setelah Rezim Orde Baru tumbang
Baca lebih lajut »
Poster Film Pabrik Gula Tuai Kritikan Warganet, Dinilai Terlalu VulgarFilm horor baru berjudul 'Pabrik Gula' baru-baru ini menuai kontroversi setelah perilisan poster filmnya.
Baca lebih lajut »
Buka Pidato HUT PDIP ke-52, Megawati Berterima Kasih kepada Prabowo yang Cabut TAP MPRS No 33Tap MPRS tersebut merupakan produk era Orde Baru yang mendiskriminasi Bung Karno.
Baca lebih lajut »