Pakar gizi Rumah Sakit Samarinda Medika Citra, Hersiani Tandi, menjelaskan solusi nutrisi untuk mengatasi sembelit pada lansia. Selain asupan serat dari buah dan sayur, ia menekankan pentingnya asupan cairan yang cukup dan porsi makan yang ideal.
Pakar gizi di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra, Hersiani Tandi, menjelaskan solusi nutrisi untuk mengatasi sembelit pada kelompok lanjut usia. Meski telah mengonsumsi sayur dan buah, asupan serat saja tidak cukup untuk mengatasi masalah ini. 'Banyak yang mengeluh sudah makan sayur dan buah tapi masih susah buang air besar. Selain serat, hal yang perlu diperhatikan adalah kecukupan cairan,' ujar Hersiani di Samarinda, Minggu, 26 Januari 2025. Ia mengingatkan pentingnya cukup minum air putih.
Ketika sudah makanan berserat tapi asupan cairan kurang maka serat tidak dapat bekerja optimal dalam melancarkan pencernaan. Hersiani juga menyoroti pentingnya porsi makan. Terkadang, lansia berharap BAB lancar ketika sudah mengonsumsi makanan berserat tapi ternyata tidak. Ini bisa terjadi karena porsi makan yang kurang sehingga asupan serat dan nutrisi tidak mencukupi. 'Anjuran konsumsi buah dan sayur minimal lima porsi per hari. Satu porsi buah atau sayur setara 100 gram,' jelasnya. Perhatikan kecukupan serat dan cairan. Ia menambahkan lansia memang memiliki kecenderungan lebih tinggi mengalami sembelit. Karena itu, memperhatikan kecukupan serat dan cairan sangat penting. Hersiani juga mengulas berat badan yang sering dikeluhkan lansia. Meski sudah makan dengan porsi sedikit tetapi tetap saja gemuk. Ia menjelaskan berat badan merupakan akumulasi asupan kalori selama bertahun-tahun. 'Ibarat menabung, asupan kalori yang berlebih di masa lalu akan berdampak pada kondisi tubuh saat ini,' paparnya. Menurutnya, menurunkan berat badan di usia lanjut memang butuh usaha ekstra. Selain mengatur pola makan dengan mengurangi asupan kalori, lansia juga perlu aktif bergerak. Olahraga dapat membantu meningkatkan metabolisme dan membakar kalori. Hersiani juga mengingatkan kondisi kesehatan perlu menjadi pertimbangan. Lansia dengan penyakit penyerta berpotensi mengalami kesulitan mengonsumsi makanan rendah kalori dan berolahraga. 'Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan program penurunan berat badan yang aman dan efektif,' tegasnya
SEMBELIT LANJUT UASA NUTRISI GIZI KESEHATAN
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Program Makan Bergizi Gratis: Solusi Untuk Masalah Gizi di IndonesiaProgram Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dimulai pada 1 Januari 2025 diharapkan menjadi solusi masalah gizi di Indonesia. Data menunjukkan konsumsi kalori anak sekolah dasar (SD) melebihi angka kecukupan gizi (AKG), sementara anak sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) justru lebih rendah dari AKG. Meskipun konsumsi kalori anak SD melebihi anjuran, konsumsi makanan mereka belum seimbang dan lebih banyak mengonsumsi karbohidrat dan protein.
Baca lebih lajut »
Warganet Keluhkan Makan Bergizi Gratis Tak Penuhi Standar Gizi, Ini Kata BGN dan Ahli GiziKetua BGN dan ahli gizi buka suara soal menu makan bergizi gratis (MBG) yang dikeluhkan oleh warganet karena dianggap tidak memenuhi standar gizi.
Baca lebih lajut »
MBG Solusi Masalah Gizi di IndonesiaProgram Makan Bergizi Gratis (MBG) diharapkan dapat mengatasi masalah gizi di Indonesia. Data menunjukkan bahwa meskipun anak SD memiliki konsumsi kalori melebihi AKG, namun konsumsi mereka belum seimbang. Sebaliknya, anak SMP dan SMA justru kurang memenuhi AKG.
Baca lebih lajut »
Ikan jadi Solusi Gizi dan Ketahanan Pangan Nasional melalui Program Makan Bergizi GratisJPNN.com : Saat ini, Indonesia berada di peringkat keempat sebagai produsen ikan dunia, dengan potensi ikan tangkap yang dimiliki sebesar lebih dari 12 jut...
Baca lebih lajut »
Juru Bicasa Sebut Program Makan Bergizi Gratis Buat Ibu Hamil Dibagikan Seminggu SekaliAhli Gizi SPPG memastikan angka kecukupan gizi dari menu yang disajikan sesuai petunjuk teknis.
Baca lebih lajut »
Keluar dari WHO Bukan Solusi untuk Atasi PandemiVideo viral di Instagram mengklaim bahwa keluar dari WHO dapat mengatasi pandemi. Tempo.co membantah klaim tersebut dan menegaskan bahwa WHO memiliki peran penting dalam penanganan kesehatan global.
Baca lebih lajut »