Sistem Validasi Kompetensi Dokter Membuka Celah Permainan

Indonesia Berita Berita

Sistem Validasi Kompetensi Dokter Membuka Celah Permainan
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 hariankompas
  • ⏱ Reading Time:
  • 75 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 33%
  • Publisher: 70%

Maksud baik ingin menjaga komptensi dokter, namun tidak sejalan dengan ketersediaan sistem yang rapi. Akibatnya, ada celah untuk memperbaikan kompetensi dokter.

JAKARTA, KOMPAS - Investigasi harian Kompas periode Juni 2023-Juli 2023 mengungkap adanya celah sistem validasi kompetensi dokter. Celah tersebut dimanfaatkan jejaring calo untuk menangguk keuntungan. Dokter yang memilih jalan pintas menggunakan celah validasi kompetensi untuk kepentingannya.

N saat ditemui di rumahnya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat . Kepada Kompas, N bilang dapat membantu dokter perhimpunan spesialis tertentu melengkapi kekurangan syarat untuk surat tanda registrasi. “Biaya pengurusan sekitar Rp 1 juta, tapi bukan buat sendiri. Saya dapat Rp 300.000, kadang Rp 500.000. Sisanya dibagi ke teman-teman yang membantu di P2KB,” kata N.

Dari fakta di atas tergambar bahwa sertifikat seminar kedokteran beredar secara bebas dan tidak terkontrol. Padahal, sertifikat itu didapat dari kegiatan ilmiah yang sudah diakreditasi oleh IDI. Namun kondisi yang disampaikan Adib tidak sejalan dengan penelusuran Tim Investigasi. Akreditasi IDI dalam beberapa kegiatan terkesan sekadar stempel saja. Aturan main yang ditetapkan IDI tidak dipatuhi penyelenggara. Contohnya, IDI mensyaratkan seminar yang digelar lebih dari satu hari harus melampirkan soal pre-test dan post-test.Tim Investigasi melibatkan seorang dokter mengikuti seminar kedokteran di Jakarta Utara pertengahan Juni 2023. Seminar tersebut berlangsung selama dua hari.

Pertengahan Juni 2023, Tim Investigasi harian Kompas bekerja sama dengan seorang dokter untuk mengikuti sebuah seminar kedokteran di Jakarta Utara. Seminar ini diselenggarakan dua hari dengan biaya Rp 2,5 juta. Menurut dokter tersebut, seminar ini terbilang longgar. Peserta tidak diminta mengisi pre-test dan post-test. IDI mewajibkan panitia melakukan pre-test dan post-test untuk seminar yang lebih dari dua hari.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

hariankompas /  🏆 8. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Sucofindo sediakan layanan validasi perhitungan klaim karbonSucofindo sediakan layanan validasi perhitungan klaim karbonDirektur Utama PT Sucofindo Jobi Triananda mengatakan pihaknya menyediakan layanan validasi dan verifikasi untuk perhitungan klaim karbon dalam mendukung ...
Baca lebih lajut »

Temukan Cek Rp 2 Triliun di Rumah Dinas Eks Mentan SYL, KPK Lakukan ValidasiTemukan Cek Rp 2 Triliun di Rumah Dinas Eks Mentan SYL, KPK Lakukan ValidasiKPK membenarkan temuan cek senilai Rp 2 triliun saat penggeledahan di rumah dinas eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Baca lebih lajut »

Kolaborasi Tingkatkan Kompetensi Literasi Digital Generasi MudaKolaborasi Tingkatkan Kompetensi Literasi Digital Generasi MudaMilleaLab berperan sentral dalam mengantisipasi tantangan yang dihadapi pendidikan.
Baca lebih lajut »

Pemkab Natuna nilai pontensi dan kompetensi pejabat administratorPemkab Natuna nilai pontensi dan kompetensi pejabat administratorPemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna di Kepulauan Riau melaksanakan kegiatan penilaian potensi dan kompetensi pejabat administrator dalam rangka pemetaan ...
Baca lebih lajut »

Tingkatkan Kompetensi Literasi Digital, Kemendikbudristek Gandeng MilleaLabTingkatkan Kompetensi Literasi Digital, Kemendikbudristek Gandeng MilleaLabJPNN.com : Kemendikbudristek dan MilleaLab berkolaborasi untuk meningkatkan kompetensi literasi digital.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-25 17:41:33