Menjadi netral tentu agak sulit menghadapi kemelut AS-China. Opini AdadiKompas
ada klausul bahwa AS bisa menghentikan dengan sendirinya perjanjian itu jika Kanada atau Meksiko mendeklarasikan kerja sama dengan negara yang bukan negara perekonomian pasar. Klausul ini tidak eksplisit menyebut nama negara, tetapi tujuan kalimat itu jelas, China.
Dalam bentuk lain China juga melakukan ”perlawanan” dengan mengajak negara-negara lain untuk ”memusuhi” AS. China telah memanfaatkan Organisasi Kerja Sama Shanghai secara tidak langsung untuk tujuan itu. Lewat program One Belt One Road China, sebuah program pembangunan investasi global, juga mengajak banyak negara untuk masuk ke dalam rombongannya.Menjadi netral tentu agak sulit menghadapi kemelut AS-China.
Akan tetapi, tidak mudah menjadi netral karena kepentingan pasar, setidaknya demikian. Di sisi lain ada fakta empiris bahwa tidak ada sahabat sejati, tetapi kepentingan permanen, seperti dipopulerkan oleh negarawan yang juga pernah menjadi Perdana Menteri InggrisJika Asia memilih China, harus diingat jasa AS membebaskan Asia dari belenggu invasi Jepang yang menyayat hati. Pendulum ekonomi kini sedang berpihak pada China dengan kecenderungan perdagangan intra-Asia yang terus meningkat.
Memang benar, AS terus-menerus memprovokasi kemarahan China dengan tuduhan tiada henti. China diharapkan bisa memaklumi. Sebab hal ini bukan kemauan semua pihak di AS. Ada kelompok liberal di AS yang tidak mau melihat kenyataan bahwa China sedang menguat dan AS melemah.The World is Flat