JPNN.com : Guru besar IT menanggapi masalah server PDNS Kominfo yang diretas sejak Kamis (20/6).
jpnn.com, JAKARTA - Server Pusat Data Nasional Sementara Kementerian Komunikasi dan Informatika diretas sejak Kamis .
Menanggapi hal ini, Guru Besar bidang Information Teknologi Prof Marsudi Wahyudi Kisworo mengatakan, tidak ada sistem yang dijamin keamanannya. Dia pun mengingatkan pentingnya security awareness culture. Hal itu, lanjutnya, sama saja dengan sebuah rumah. Secanggih apa pun pengamanan rumah, tidak ada yang mau menjamin akan kemalingan, kerampokan, atau kejatuhan meteor.
Pdns Guru Besar IT Kominfo Serangan Siber Jakarta
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Cegah Ransomware Menyebar, Pemerintah Cabut Koneksi PDNS 1, 2, dan CoolsitePemerintah mencabut koneksi antara PDNS 1 PDNS 2 dan coolsite demi mencegah ransomware menyebar
Baca lebih lajut »
Imbas PDNS 2 Diretas, 44 Instansi Migrasi Data-238 Masih DimonitorImbas serangan siber di Pusat Data Nasional Sementara atau PDNS 2, Kominfo mengupayakan untuk migrasi data Instansi, 44 instansi proses migrasi dan 238 masih monitoring.
Baca lebih lajut »
Sepekan PDNS Diretas, Masih ada 282 Instansi Layanan Publik Belum PulihPemerintah terus berupaya memulihkan layanan di 282 instansi layanan publik yang terdampak serangan siber ransomware pada Pusat Data Nasional Sementara PDNS 2 di Surabaya
Baca lebih lajut »
PDNS Diretas, Netizen Ramai 'Ngetawain' Penggunaan Windows DefenderPemerintah diduga masih menggunakan aplikasi antivirus gratis, Windows Defender, untuk melindungi Pusat Data Nasional. Hal ini menjadi bulan-bulanan warganet.
Baca lebih lajut »
OJK Pastikan Layanan Perbankan RI Aman Usai Server Pusat Data Nasional DiretasOtoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan layanan perbankan Indonesia aman. Hal ini merespons gangguan yang dialami Pusar Data Nasional (PDN).
Baca lebih lajut »
Data BAIS Disebut Diretas dan Dijual, Mabes TNI: Server Sudah Dinonaktifkan untuk PenyelidikanAkun itu menyebut data milik badan intelijen Indonesia diretas oleh entitas bernama MoonzHaxor.
Baca lebih lajut »