Debu bulan yang abrasif menjadi tantangan selama misi Apollo mendorong penelitian NASA untuk melindungi astronaut dan teknologi
bulan, atau regolit, berbeda dari partikel di Bumi yang mengumpul di rak buku atau meja. Debu bulan ini bersifat abrasif dan menempel pada segala sesuatu. Sepanjang misi ApolloSelama misi Apollo 17, astronaut Harrison Schmitt menggambarkan reaksinya terhadap debu bulan sebagai “hay fever lunar,” mengalami bersin, mata berair, dan tenggorokan sakit.
Dengan nama baru Canary-S , sensor ini kini memenuhi kebutuhan pemantauan kualitas udara dan meteorologi yang murah dan nirkabel di Bumi. Unit mandiri ini, yang didorong oleh energi matahari dan baterai, mentransmisikan data menggunakan teknologi seluler. Sensor ini dapat mengukur berbagai polutan, termasuk partikel, karbon monoksida, metana, sulfur dioksida, dan senyawa organik volatil, antara lain.
“Tetapi sensor-sensor ini mengungkapkan di mana dan kapan tingkat karbon monoksida sangat tinggi, memungkinkan untuk mengeluarkan peringatan agar pemadam kebakaran mengambil tindakan pencegahan.”
Regolit Sensor Kualitas Udara Canary-S Polusi Udara NASA Misi Apollo
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
RI Mau Geber Pertumbuhan Ekonomi, Ini PR buat Pemerintahan BaruPemerintah juga harus meningkatkan anggaran untuk perbaikan kualitas udara, penambahan alat sensor pemantau kualitas udara.
Baca lebih lajut »
Kualitas Udara Jakarta Terburuk ke Lima di Dunia Hari Ini, Warga Diminta Pakai MaskerJakarta rangking lima kota udara terburuk di dunia dengan indeks kualitas udara (AQI) di angka 160.
Baca lebih lajut »
DBS tegaskan komitmen keberlanjutan lewat pemasangan 50 sensor udaraPT Bank DBS Indonesia menegaskan komitmennya terhadap isu keberlanjutan melalui pemasangan 50 sensor udara di beberapa tempat termasuk lokasi bank tersebut ...
Baca lebih lajut »
Kualitas udara Jakarta masuk 10 besar terburuk di duniaKualitas udara di Jakarta pada Sabtu pagi ini masuk urutan 10 besar sebagai kota dengan udara terburuk di dunia lantaran berada di urutan ...
Baca lebih lajut »
Kualitas udara Jakarta terburuk kedua dunia, warga diimbau bermaskerKualitas udara di Jakarta pada Senin pagi masuk kategori tidak sehat dan menduduki peringkat kedua sebagai kota dengan udara terburuk di ...
Baca lebih lajut »
Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia, Warga Disarankan Pakai MaskerBerdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir di Jakarta pada pukul 05.30 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 148, kategori tidak sehat
Baca lebih lajut »