Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang saat ini dipimpin Dwikorita Karnawati memiliki sejarah panjang sejak sebelum kemerdekaan. Sama seperti lembaga lainnya, BMKG juga pernah memiliki nama berbeda di masanya.
Dikutip dari https://www.bmkg.go.id/, sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.
Tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879, dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.Selanjutnya pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua. Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Gempa Magnitudo 8,1 di Alaska, BMKG Pastikan Tak Picu Tsunami ke IndonesiaGempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas pada lempeng Alaska.
Baca lebih lajut »
BMKG Bagikan 1.000 Paket Pelatihan Vokasi Daring untuk Milenial TerampilPaket pelatihan daring yang dibagikan BMKG ini menggunakan platform digital Vocasia.id. yang mudah di akses.
Baca lebih lajut »
Frekuensi Bencana Meningkat, Jokowi Sampaikan 4 Arahan kepada BMKGPresiden Jokowi memberikan empat arahan kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) seiring peningkatan frekuensi bencana geo-hidrometeorologi....
Baca lebih lajut »
Ancaman Tsunami di Selandia Baru, BMKG Pastikan RI AmanBMKG merespons Gempa bumi M 8,1 di Semenanjung Alaska, AS yang menimbulkan ancaman tsunami bagi negara-negara di Pasifik.
Baca lebih lajut »
Udara di Jakarta Terasa Lebih Panas, BMKG Ungkap PenyebabnyaSuhu udara di Jakarta dan sekitarnya terasa lebih panas. BMKG mengatakan fenomena itu dipicu kondisi awan di Jabodetabek sangat rendah pada siang ini.
Baca lebih lajut »
Pascagempa Pacitan, Risma Minta Pemda Perhatikan Prediksi Bencana BMKGMenurut hasil penelitian, Kabupaten Pacitan salah satu kawasan di garis pantai selatan Pulau Jawa yang berpotensi gempa dan tsunami
Baca lebih lajut »