Di Desa Sukadami ada sebanyak 772 balita yang mengalami stunting.
REPUBLIKA.CO.ID,"Aku anak sehat tubuhku kuat, karena ibuku rajin dan cermat, semasa aku bayi selalu diberi ASI, makanan bergizi dan imunisasi. Berat badanku ditimbang selalu, Posyandu menunggu setiap waktu, bila aku diare ibu selalu waspada, pertolongan oralit telah siap sedia". Itulah sepenggal lirik lagu yang berjudul"Aku Anak Sehat" karangan AT Mahmud tentang kesehatan anak Indonesia.
Setelah melahirkan bayi keduanya, Rasunah tetap bersyukur dan terus percaya kepada sang suami bahwa kehilangan pekerjaan bukan akhir dari segalanya. Ayah Iqbal, Eko hanya bekerja sebagai pedagang jajanan keliling. Pendapatan dia hanya Rp 100 ribu per hari paling besar, sedangkan Rasunah hanya seorang ibu rumah tangga yang setiap harinya hanya mengasuh kedua anaknya. Keadaan ekonomi rumah tangga semakin tak stabil ketika pandemi Covid-19 muncul.
"Ya, namanya juga orang tua, pasti khawatir lah kalau anak enggak ideal diukur tingginya, saya kepikiran jadinya, apa anak saya kurang gizi atau yang ada masalah yang lain," ujar Rasunah kepada Republika saat ditemui di Posyandu beberapa waktu lalu. Setelah diukur tinggi badan oleh petugas Posyandu, keduanya mengalami stunting, sang kakak, Salva, memiliki tinggi badan 94 sentimeter, dan adiknya Jaflan 78 sentimeter. Dua bersaudara itu untuk usianya belum bisa mencapai tinggi normal ideal karena keduanya sama-sama kurang empat centimeter dari angka ideal.
Untuk sekarang, di Desa Sukadami, Cikarang Selatan, Bekasi terdapat 23 posyandu untuk menjalankan amanah Permenkes 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Puskesmas Desa Sukadami, dr. Kurniawati. Upaya yang sudah dilakukan oleh Puskesmas Sukadami dalam menangani stunting di antaranya adalah pemberian vitamin A, pemberian susu formula, dan pemberian telur puyuh untuk balita lima butir per hari selama 21 hari.
Masih dalam kasus tersebut, kata Kurniawati, dari faktor penyebab melonjaknya angka stunting di Desa Sukadami adalah mobilitas tinggi dari masyarakat yang hampir semuanya adalah pekerja di bidang industri. Perhatian terhadap anak dari orang tua belum sepenuhnya teredukasi. Mulai dari pemahaman tentang pola gizi bagi ibu hamil sampai pemberian gizi kepada anak di usia balitanya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kabar Enggak Bagus dari Marc MarquezSetelah empat seri balapan MotoGP musim ini, si juara bertahan Marc Marquez belum mencetak satu pun angka. MarcMarquez
Baca lebih lajut »
Rossi Soal Insiden MotoGP Austria: Saya Pikir Itu HelikopterPembalap veteran Valentino Rossi mengira kecelakaan mengerikan di MotoGP Austria 2020 merupakan bayangan helikopter.
Baca lebih lajut »
Respons MM Soal Videonya yang Beredar di Medsos: Masa Depan Saya Benar-benar HancurMM, aktor utama sekaligus sebagai korban kasus video terlarang yang beredar luas di jagad media sosial akhirnya angkat bicara terkait masalah yang membelitnya. videoterlarang
Baca lebih lajut »
Korban video mesum: Harga diri saya hancurMM, aktor utama sekaligus sebagai korban kasus video mesum yang beredar luas di jagad media sosial di Timika baru-baru ini menyatakan harga dirinya sebagai ...
Baca lebih lajut »
Risma: Saya Tak Ingin Ada Keributan Lagi soal Jenazah Pasien Covid-19Risma berharap, keluarga yang ditinggalkan itu tetap berpikiran dingin dan tidak mendahulukan emosi.
Baca lebih lajut »