Sajak-sajak Artika Florentina: Kelindan

Puisi Berita

Sajak-sajak Artika Florentina: Kelindan
SastraSajakArtika Florentina
  • 📰 hariankompas
  • ⏱ Reading Time:
  • 38 sec. here
  • 5 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 29%
  • Publisher: 70%

Artika alumnus S-1 Pendidikan Bahasa Jepang di Universitas Negeri Surabaya dan kini bekerja sebagai ”freelance artist”.

Setumpuk asam di atas tampah itu telah selesai panen. Telah selesai: musim pengharapan. Dan diunduhnya suatu masa akan upah diri. Dari memerangi musim. Dari memerangi kengerian musim. Dari memerangi reruntuk .

Kau bertanya: ”Di mana, Mbah Nang?” dan di situ aku sadar barang lima enam tahun saja sudah merenggut kepekaanmu. Maka kau tiada lain ialah ingatan yang mondar-mandir. Maka aku tiada lain ialah kesunyian yang mondar-mandir.Sudah lama aku tidak bertatap muka dengan lelungit . Sudah lama dan lihatlah itu; cara dudukmu bahkan sudahlah menjadi seperti Mbah Nang itu sendiri. Sudah lama juga tiada sadarkan diri.

Suara itu menggema di bagian paling dalam kepala; di bagian paling dalam reruntuk diri. Suatu seruan: untuk apa diri lahir dari seorang ibu yang masih terlalu muda untuk menyusu? Juga jadi peranakan dalam rumah tangga yang tiada berisi asmara? Pula jadi kekacauan dalam ruang keluarga yang berisik akan kekurangan dan kekurangan?

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

hariankompas /  🏆 8. in İD

Sastra Sajak Artika Florentina

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Puisi Wiji Thukul yang Belum DiterbitkanPuisi Wiji Thukul yang Belum Diterbitkanp|Tujuh puisi Wiji Thukul terbit perdana dalam jurnal seni em|Porter/em|. Sajak-sajak itu ditemukan terserak di berbagai tempat./p|
Baca lebih lajut »

Kelindan Tragedi di Kedung OmboKelindan Tragedi di Kedung OmboMitos waduk minta tumbal berkembang di masyarakat sejak proses pembangunan Kedung Ombo, yang dimulai 1984. Realitanya, hingga kini, warga di sekitar waduk masih terbelit kemiskinan.
Baca lebih lajut »

Momen Sal Priadi Bacakan Dongeng di Area White Peacock Joyland 2024Momen Sal Priadi Bacakan Dongeng di Area White Peacock Joyland 2024Setelah membacakan dongeng, Sal Priadi melanjutkan penampilannya dengan menyanyikan lagu 'Dari Planet Lain' bersama anaknya, Sajak Barat.
Baca lebih lajut »

Puisi Wiji Thukul yang Belum DiterbitkanPuisi Wiji Thukul yang Belum Diterbitkanp|Tujuh puisi Wiji Thukul terbit perdana dalam jurnal seni em|Porter/em|. Sajak-sajak itu ditemukan terserak di berbagai tempat./p|
Baca lebih lajut »

Momen Sal Priadi Bacakan Dongeng di Area White Peacock Joyland 2024Momen Sal Priadi Bacakan Dongeng di Area White Peacock Joyland 2024Setelah membacakan dongeng, Sal Priadi melanjutkan penampilannya dengan menyanyikan lagu 'Dari Planet Lain' bersama anaknya, Sajak Barat.
Baca lebih lajut »

Kelindan Tragedi di Kedung OmboKelindan Tragedi di Kedung OmboMitos waduk minta tumbal berkembang di masyarakat sejak proses pembangunan Kedung Ombo, yang dimulai 1984. Realitanya, hingga kini, warga di sekitar waduk masih terbelit kemiskinan.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-15 12:37:18