Said Abdullah PDIP membeber alasan dipilihnya Arsjad Rasjid menjadi ketua TPN Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Arsjad Rasjid ditunjuk menjadi Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
"Kami membutuhkan peran dunia usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat secara luas guna menopang agenda Visi Indonesia Emas 2045," ujar Said dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa .
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Arsjad Rasjid Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo, PDIP: Representasi Jiwa MudaRapat gabungan partai politik pendukung Ganjar Pranowo yakni PDIP, PPP, Perindo dan Hanura telah menetapkan Ketua KADIN Arsjad Rasjid sebagai Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo di Pemilu 2024.
Baca lebih lajut »
5 Alasan PDIP Tunjuk Bos Kadin Arsjad Rasjid Jadi Ketua Pemenangan Ganjar PranowoSalah satunya, Arsjad Rasjid dianggap sebagai representasi dari kalangan dunia usaha
Baca lebih lajut »
Alasan PDIP Memilih Arsjad Rasjid Jadi Ketua TPN Ganjar, Ramah pada PebisnisKetua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid merupakan representasi dari kalangan dunia usaha.
Baca lebih lajut »
Ketua KADIN Arsjad Rasjid Pamer ASEAN Tahan Banting Dihantam KrisisKetua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid memamerkan kinerja ekonomi ASEAN yang tahan banting terhadap tantangan.
Baca lebih lajut »
Arsjad Rasjid: RI angkat peluang ASEAN kembangkan ekosistem EVKetua ASEAN-Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid mengatakan Indonesia fokus mengangkat peluang kerja sama ASEAN untuk mengembangkan ...
Baca lebih lajut »
Arsjad Rasjid Ajak Negara ASEAN Gotong Royong Garap Potensi Investasi USD 20 TriliunKetua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid mengungkapkan bahwa ASEAN memiliki potensi investasi yang cukup besar, yaitu hingga USD 20 triliun.
Baca lebih lajut »