Uji coba ini sukses dilakukan karena mengenai sasaran di semenanjung Kamchatka.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Rusia telah melakukan uji peluncuran pertama rudal balistik antarbenua Sarmat. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan tindakan ini akan membuat musuh-musuh Moskow berhenti dan berpikir, Rabu .
Baca Juga Dalam siaran televisi, Putin diberitahu oleh militer bahwa rudal telah diluncurkan dari Plesetsk di barat laut negara itu. Uji coba ini pun sukses dilakukan karena mengenai sasaran di semenanjung Kamchatka di timur jauh. Menurut laporan Kantor Berita Rusia //TASS//, Kepala badan antariksa Roscosmos Dmitry Rogozin mengatakan, pasukan nuklir Rusia akan mulai menerima pengiriman rudal baru usai pengujian selesai pada musim gugur tahun ini. Pemimpin redaksi majalah //National Defence// Rusia Igor Korotchenko mengatakan kepada kantor berita //RIA// bahwa itu adalah sinyal ke Barat bahwa Moskow mampu melakukan pembalasan yang menghancurkan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Rusia Uji Coba Rudal Balistik, Perang Nuklir di Depan Mata?Ancaman senjata nuklir dari Rusia kian nyata.
Baca lebih lajut »
Rusia Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua Sarmat di Tengah PerangRusia menguji coba rudal balistik antarbenua, Sarmat, yang mampu menjangkau jarak 6.000 km, di tengah ketegangan dengan NATO atas Ukraina
Baca lebih lajut »
Rusia Uji Coba Rudal Nuklir Antarbenua Sarmat Versi TerbaruKementerian Pertahanan Rusia sukses mengujicoba Rudal antarbenua Sarmat versi terbaru, Putin katakan, ini akan bikin mereka yang akan ancam Rusia mikir dua kali
Baca lebih lajut »
AS Berjanji Tak Akan Uji Coba Rudal Anti SatelitAmerika Serikat (AS) tidak akan melakukan uji coba rudal pembunuh satelit dan mendesak semua negara lain untuk membuat komitmen yang sama. Amerika Serikat (AS)...
Baca lebih lajut »
Rusia Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua Sarmat di Tengah PerangRusia menguji coba rudal balistik antarbenua, Sarmat, yang mampu menjangkau jarak 6.000 km, di tengah ketegangan dengan NATO atas Ukraina
Baca lebih lajut »