Jerman dan Prancis dituding menggunakan perjanjian Minsk untuk penguatan militer rahasia di Ukraina.
Kepala delegasi Rusia untuk pembicaraan Wina, tentang keamanan militer dan pengendalian senjata, Konstantin Gavrilov mengatakan dalam pertemuan Forum OSCE tentang kerja sama keamanan, pada Rabu .
"Ditujukan untuk penguatan militer anti-Rusia di Kyiv dengan bantuan langsung dari negara-negara anggota NATO," lanjutnya, seperti dilansir dari TASS, Kamis . Namun, Rusia tidak dapat disalahkan, menurutnya perjanjian Minsk telah berakhir oleh otoritas Kyiv saat ini, jauh sebelum pengakuan Republik Rakyat Donbass.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
AS dan Eropa Mau Dialog dengan Rusia untuk Selesaikan Konflik di UkrainaKTT Perdamaian akan digelar pada 24 Februari 2023, bertepatan satu tahun dengan tanggal dimulainya perang Rusia vs Ukraina.
Baca lebih lajut »
Rusia Bangun Komando Militer Baru Dekat Perbatasan Eropa, Setelan Kekuatan Rusia dan Barat RunyamRusia secara resmi akan membuat komando militer baru di dekat Eropa saat memperluas militernya menjadi 1,5 juta tentara, di tengah ketegangan yang semakin dalam
Baca lebih lajut »
Perang Rusia Vs Ukraina: Inggris Kirim Tank Challenger 2 ke UkrainaMenteri Luar Negeri Inggris James Cerdik mendesak negara-negara Barat untuk memasok tank ke Ukraina.
Baca lebih lajut »
WEF 2023, Uni Eropa Akan Terus Mendukung UkrainaPresiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyampaikan Uni Eropa akan terus mendukung Ukraina dan akan memberikan 18 miliar euro lebih.
Baca lebih lajut »
Uni Eropa Berhasil Mengurangi Ketergantungan kepada RusiaSetahun yang lalu, Eropa memiliki ketergantungan besar pada bahan bakar fosil Rusia. Bagaimana sekarang?
Baca lebih lajut »
Tahun Lalu Uni Eropa Pangkas 20 Persen Permintaan Energi dari RusiaUni Eropa (EU) memangkas lebih dari 20 persen permintaan energi dari Rusia selama Agustus-November tahun lalu, kata Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada Selasa (17/1).
Baca lebih lajut »