Rusia mencari alternatif strategis setelah kekalahan asosiasinya dengan Bashar al-Assad di Suriah. Fokusnya kini tertuju pada Libya, dengan dukungan terhadap Khalifa Haftar, yang menguasai wilayah timur negara itu.
Kombatan Suriah mengamati kendaraan lapis baja Rusia yang melintas di dekat pangkalan udara Hmeimim, pangkalan udara Suriah yang saat ini dioperasikan oleh Rusia , di Kota Hmeimim, tenggara Latakia, Suriah , 16 Desember 2024. Rusia mengendalikan pelabuhan militer dan pangkalan udara di pesisir Suriah , yang dirancang untuk mendukung operasinya di Mediterania, Timur Tengah, dan Afrika sub-Sahara, khususnya di Sahel, Sudan, dan Republik Afrika Tengah.
Tergulingnya sekondang Rusia Bashar al-Assad di Suriah merusak strategi Kremlin, tidak hanya untuk Mediterani, tetapi juga untuk Afrika. Hal tersebut mendorong Moskow untuk fokus pada Libya sebagai landasan baru di Afrika menggantikan posisi strategis Damaskus, menurut para ahli. Meskipun pemimpin baru Suriah, Ahmed al-Sharaa, menyebut Rusia sebagai 'negara penting' dan menyatakan 'kami tidak ingin Rusia meninggalkan Suriah sesuai keinginan sebagian pihak,' perombakan situasi di Suriah mendorong Rusia untuk mencari alternatif strategis dengan berfokus pada Libya. Di Libya, tentara bayaran Rusia mendukung Khalifa Haftar, seorang panglima yang menguasai wilayah timur negara itu. Mereka berperang melawan Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan didukung oleh Turki, yang berbasis di Tripoli. 'Tujuannya terutama untuk mempertahankan misi Rusia yang sedang berlangsung di Afrika,' kata Jalel Harchaoui di lembaga kajian RUSI di Inggris. 'Ini adalah refleks mempertahankan diri' bagi Rusia yang ingin 'memitigasi kemerosotan posisinya di Suriah', katanya. Pada Mei 2024, konsorsium investigasi Swiss 'All Eyes On Wagner' melaporkan temuan tentang aktivitas Rusia di sekitar 10 lokasi di Libya, termasuk Pelabuhan Tobruk, yang menjadi tempat pengiriman peralatan militer pada Februari dan April tahun lalu. Pada Februari 2024, terdapat sekitar 800 tentara Rusia di Libya, jumlah ini meningkat menjadi 1.800 pada Mei.mengutip pejabat Libya dan Amerika yang mengungkapkan bahwa radar dan sistem pertahanan Rusia, termasuk baterai antipesawat S-300 dan S-400, telah dipindahkan dari Suriah ke Libya. Sejak jatuhnya Assad pada 8 Desember, 'sejumlah besar sumber daya militer Rusia telah dikirim ke Libya dari Belarus dan Rusia,' kata Harchaoui, sambil menambahkan bahwa pemindahan pasukan juga telah terjadi. Pada 3 Januari, intelijen Ukraina mengklaim bahwa Moskow berencana 'menggunakan kapal kargo Sparta dan Sparta II untuk mengangkut peralatan dan senjata militer' ke Libya. Perpindahan tersebut bukan hanya sekadar menggantikan satu proksi dengan yang lain, tetapi juga merupakan pencarian 'kontinuitas,' kata pakar Emadeddin Badi di situs web Atlantic Council. Ia menekankan peran Libya sebagai 'komponen dalam strategi jangka panjang Moskow untuk memperluas pijakan strategis di wilayah tersebut.'Menurut Badi, 'Assad memberikan Moskow pijakan di sisi timur NATO dan kesempatan untuk menguji kemampuan militer mereka.' Haftar, menurutnya, menawarkan peluang serupa, yaitu 'cara untuk mengganggu kepentingan Barat, memanfaatkan politik Libya yang terpecah, dan memperluas pengaruh Moskow ke Afrika.'Pemerintah Tripoli dan Italia, sebagai mantan penguasa kolonial Libya, menyatakan kekhawatiran atas langkah-langkah Rusia, yang juga diawasi dengan ketat oleh Uni Eropa dan NATO. Beberapa sumber mengatakan Amerika Serikat mencoba membujuk Haftar untuk menolak Rusia membangun pangkalan permanen di Pelabuhan Tobruk yang telah mereka idam-idamkan sejak 2023. Tampaknya sudah jelas bahwa Kremlin akan kesulitan untuk mencapai tingkat kenyamanan yang sama di Libya seperti yang diperoleh selama pemerintahan Assad. 'Suriah itu nyaman,' kata Ulf Laessing, Kepala Program Sahel di Yayasan Konrad Adenauer yang berbasis di Bamako. 'Kotak hitam ini tidak memiliki diplomat Barat, tidak ada wartawan. Mereka pada dasarnya bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan,' katanya kepada. 'Namun di Libya, situasinya akan jauh lebih rumit. Sulit untuk merahasiakan berbagai hal di sana dan kehadiran Rusia akan jauh lebih terlihat,' katanya. Moskow juga harus bersaing dengan kekuatan lain, seperti Turki yang bersekutu dengan GNU, serta Mesir dan Uni Emirat Arab yang mendukung Haftar. Di Libya, yang terpecah menjadi dua blok sejak penggulingan pemimpin lama Moamer Kadhafi pada Februari 2011, 'semua pihak berusaha menjalin hubungan dengan kedua kubu,' kata Laessing. Selama setahun terakhir, bahkan Turki bergerak mendekat ke Haftar, mencari kerja sama potensial dalam proyek ekonomi dan pertukaran diplomatik. 'Kami tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama seperti di Suriah, bergantung pada diktator lokal tanpa memiliki alternatif,' kata Vlad Shlepchenko, koresponden militer untuk media pro-Kremlin, Tsargrad. Sementara itu, Haftar tampaknya enggan untuk berbalik arah dari negara-negara Barat yang selama ini memberikan dukungan secara diam-diam kepadanya
Rusia Libya Suriah Khalifa Haftar Bashar Al-Assad Strategi Militer Ketegangan Internasional
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Warga Protes Tempat Resapan Air Jadi Tempat Pembuangan SampahWarga RW 03 Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur, mengeluhkan lokasi resapan air yang dijadikan tempat pembuangan sampah. Aksi protes dilakukan warga dan telah dilakukan mediasi dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Timur.
Baca lebih lajut »
Tempat-Tempat Menikmati Kuliner Khas Jogja di JakartaTemukan berbagai kuliner khas Jogja di Jakarta, mulai dari Gudeg Yu Djum hingga Es Dawet Ayu, dengan harga yang bervariasi. Nikmati cita rasa otentik kota budaya melalui restoran dan tempat makan yang direkomendasikan ini.
Baca lebih lajut »
Tempat-Tempat Teraman dari Ancaman Dajjal di Akhir ZamanArtikel ini membahas tentang tempat-tempat teraman di akhir zaman yang dilindungi dari ancaman Dajjal, berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW. Makkah dan Madinah disebut sebagai tempat yang aman dari ancaman Dajjal karena dijaga oleh para malaikat.
Baca lebih lajut »
Tempat-Tempat Langganan Debu Bersarang di RumahArtikel ini membahas tentang beberapa tempat di rumah yang sering menjadi sarang debu, seperti dipan tempat tidur, gorden, dinding, kusen pintu dan jendela, serta ventilasi udara. Disampaikan juga tips untuk membersihkan tempat-tempat tersebut.
Baca lebih lajut »
Eropa: Tidak ada lagi tempat bagi ekstremisme, Rusia, Iran di SuriahKepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (EU) Kaja Kallas pada Senin (16/12) menyerukan penghapusan pengaruh Rusia dan Iran pada masa depan Suriah.Saat ...
Baca lebih lajut »
Melintasi Tempat Sakral, Rute Proyek Tol Solo-Jogja Akan DiubahJPNN.com : Perubahan rute proyek tol Solo-Jogja dikarenakan kemungkinan melintasi tempat-tempat sakral.
Baca lebih lajut »