Rupiah Terancam Tekanan, Ahli Sarankan Hedging

Ekonomi Berita

Rupiah Terancam Tekanan, Ahli Sarankan Hedging
RUPIAHDolar ASHEDGING
  • 📰 cnbcindonesia
  • ⏱ Reading Time:
  • 74 sec. here
  • 8 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 50%
  • Publisher: 74%

Rupiah berpotensi tertekan pada tahun 2025. Ahli mengingatkan pelaku pasar untuk melakukan hedging atau lindung nilai, terutama bagi korporasi yang memiliki utang dalam dolar AS.

Rupiah berpotensi dalam tekanan hebat pada tahun ini, setelah terus bertengger di level barunya dalam jangka waktu panjang, yakni Rp 16.100/US$. Para pemilik utang dalam bentuk dolar AS harus mulai memitigasi risiko kurs dengan melakukan hedging atau lindung nilai. Direktur Utama Dana Pensiun BI Iuran Pasti (DAPENBI IP), Nanang Hendarsah menganggap kondisi kurs rupiah terhadap dolar AS saat ini terbilang sangat berisiko karena sudah keburu di level atas Rp 16.

000 saat kekhawatiran pelaku pasar keuangan masih sangat tinggi merespons rancangan kebijakan presiden terpilih Donald Trump. 'Ini yang baru harus kita hati-hati ya. Karena,, kalau dulu 2018 pada saat Trump menggencarkan perang dagang dengan China itu kita mulai dari Rp 14.000 ke Rp 15.000,' ucap Nanang dalam program Money Talk CNBC Indonesia, Jumat (3/1/2025).'Masalahnya sekarang kita mulai di Rp 16.000. Rp 16.100, hari ini Rp16.200. Jadi memang harus ada upaya yang lebih keras lagi. Hampir semua negara mungkin mata uangnya akan melemah,' tegas Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia periode 2018-2021 itu. Saat nilai tukar rupiah berada di kondisi tekanan, Nanang mengingatkan, sudah seharusnya pihak-pihak yang banyak memiliki kewajiban atau utang dalam bentuk dolar AS untuk mulai melakukan hedging supaya tidak tertekan saat dolar AS semakin meninggi. 'Jadi yang harus disikapi adalah siap-siap dengan melakukan risk mitigasi. Mitigasi risiko, melalui hedging. Kan membeli hedging itu seperti membeli asuransi. Kalau kita punya mobil, tidak punya asuransi, ongkos yang kita keluarkan kan besar, kalau mobil itu hancur,' ungkapnya.Hedging ini kata Nanang harus dilakukan terutama bagi Korporasi yang menerbitkan global bond atau yang menerbitkan utang luar negeri.'Itu menurut saya sangat bijak kalau mereka mulai melakukan hedging untuk mengantisipasi ketidakpastian selama setahun ke depan, setidaknya,' tutur Nanan

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

cnbcindonesia /  🏆 7. in İD

RUPIAH Dolar AS HEDGING RISIKO UTANG ASING

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Tekanan Nilai Tukar Rupiah pada Tahun 2025Tekanan Nilai Tukar Rupiah pada Tahun 2025Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani dan Komite Kebijakan Ekonomi Apindo, Aviliani, memprediksi tekanan nilai tukar rupiah pada tahun pertama 2025 akibat penguatan dolar AS dan insentif dari Tiongkok dan Amerika. Mereka mengusulkan langkah untuk memperkuat rupiah melalui insentif dan kebijakan pemerintah yang berbasis pada ekspor.
Baca lebih lajut »

Dibayangi Tekanan, Rupiah Menguat di Level Rp 16.309 per Dolar ASDibayangi Tekanan, Rupiah Menguat di Level Rp 16.309 per Dolar ASNilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat pada perdagangan Jumat, 20 Desember 2024.
Baca lebih lajut »

Pemerintah Evaluasi Aturan DHE Atasi Tekanan RupiahPemerintah Evaluasi Aturan DHE Atasi Tekanan RupiahMenteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akan menggelar rapat koordinasi untuk mengevaluasi aturan devisa hasil ekspor (DHE) guna mengatasi tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Baca lebih lajut »

Tekanan Suku Bunga dan Rupiah Diperkirakan Berlanjut hingga 2025Tekanan Suku Bunga dan Rupiah Diperkirakan Berlanjut hingga 2025Perkiraan tekanan suku bunga dan nilai tukar rupiah yang berlanjut hingga tahun 2025 memicu kekhawatiran akan membengkaknya biaya pembiayaan, baik dari pemerintah maupun sektor swasta. Hal ini berpotensi menghambat ambisi pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Baca lebih lajut »

Presiden Direktur CIMB Niaga Finance: BI Rate Tetap 6% untuk Mengatasi Tekanan RupiahPresiden Direktur CIMB Niaga Finance: BI Rate Tetap 6% untuk Mengatasi Tekanan RupiahPresiden Direktur CIMB Niaga Finance, Ristiawan Suherman, menganggap kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menahan level suku bunga acuan di 6% pada RDG BI Desember 2024 sebagai langkah tepat. Ristiawan menjelaskan bahwa tekanan nilai tukar Rupiah yang melemah di atas Rp 16.000 per Dolar AS menjadi alasan BI menahan BI Rate, walaupun The Fed memangkas suku bunga. Dialog ini membahas pandangan perusahaan pembiayaan terhadap kebijakan suku bunga serta dampak PPN 12% terhadap industri pembiayaan.
Baca lebih lajut »

Rupiah Masih Dalam Tekanan, Dolar Dibuka Stagnan Rp 16.185Rupiah Masih Dalam Tekanan, Dolar Dibuka Stagnan Rp 16.185Rupiah stagnan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di penghujung tahun 2024.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-22 02:41:47