Rupiah keok terhadap dolar AS, sejumlah emiten sampai sektor turut dirugikan lantaran beban mereka ikut melambung.
Rupiah terus keok dalam melawan dolar Amerika Serikat nyaris ke level Rp16.000/US$. Sejumlah emiten sampai sektor turut dirugikan lantaran beban mereka ikut melambung.
Perusahaan lain yang cenderung dirugikan juga ketika rupiah melemah, adalah yang punya utang berdenominasi dolar AS.PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk menjadi salah satu emiten yang dirugikan dari pelemahan rupiah. Pasalnya, sebagai induk usaha INDF juga ikut menanggung beban ICBP yang berupa utang dalam denominasi dolar AS. Kontribusi ICBP bagi INDF pun sangat besar ke pendapatan mencapai lebih dari 70%.
ACES merupakan perusahaan dengan penjualan utama di barang-barang kebutuhan rumah tangga dan gaya hidup. Untuk memasok persediaan barang tersebut, biasanya ACES melakukan impor.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Rupiah Ambruk, Dolar Dekati Rp 16.000: BI Jadi Mati LangkahBank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunganya untuk kedua kalinya di tengah pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang terjadi.
Baca lebih lajut »
Cuma Dalam 2 Bulan! Dari Rp15.000 Kini Dolar AS Nyaris Rp16.000Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tampak ambruk dengan signifikan dalam waktu singkat.
Baca lebih lajut »
Dolar Dekati Rp 16.000, Ini 3 Penyebab Sebenarnya!Nilai tukar rupiah ambruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (21/11/2024).
Baca lebih lajut »
Rupiah Ambruk ke Level Rp 15.848 per Dolar ASNilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Rabu pagi, 6 November 2024.
Baca lebih lajut »
Rupiah Ambruk 63 Poin, Prabowo Diminta Segera BerbenahJPNN.com : Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah yang cukup dalam dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan e
Baca lebih lajut »
Saham Batu Bara Kompak Melesat Usai Dolar Dekati Rp 16.000Mayoritas emiten batu bara besar terpantau cerah bergairah pada perdagangan sesi I Kamis (21/11/2024).
Baca lebih lajut »