Layanan transaksi digital semakin berkembang pesat di Indonesia. Apakah ATM masih relevan di masa depan?
Layanan transaksi digital semakin berkembang pesat di Indonesia. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkap ada beberapa inisiatif kolaborasi untuk memperkuat layanan pembayaran digital baik itu digital banking, fintech, hingga e-commerce. Pertama, percepatan konsolidasi industri sistem pembayaran.
"Reformasi aturan menginginkan sistem pembayaran juga sekaligus memperkuat industri, kerja sama antara digital banking, fintech, dan e-commerce membentuk ekosistem yang membangun unicorn-unicorn atau lebih decacorn," katanya dalam acara G20 Finance Track Side Event, Senin . Kedua, mengembangkan infrastruktur sistem pembayaran dengan 3I, yakni interoperability, integration, dan interoperation. Perry mengatakan infrastruktur yang telah dibangun yakni pengadaan QRIS, BI-Fast untuk layanan transaksi digital banking. Kemudian ada SNAP yang merupakan Standar Open API Pembayaran untuk memperkuat interlink perbankan dan fintech.Kini perkembangan layanan pembayaran digital tanpa kartu fisik ATM tumbuh pesat.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
China Lakukan Tes Covid-19 dari Gagang Pintu sampai Mesin ATM |Republika OnlineMenghadapi Olimpiade Beijing, China melakukan tes Covid-19 tak hanya pada manusia
Baca lebih lajut »
Era Digital, Bank Perlu Kaji Ulang Perlu Tidaknya ATMPerbankan perlu mengkaji ulang dan menimbang untuk mengubah model bisnisnya.
Baca lebih lajut »
Bos Perbanas Bicara Soal 'Kiamat' ATM, Kapan?Pembayaran digital membuat bank berpikir soal bagaimana masa depan mesin ATM. Apakah masih relevan di masa mendatang?
Baca lebih lajut »
Tega! Perawat Nekat Curi Kartu ATM dan Kuras Uang Saat Pasien Sekarat di IGDPihak keluarga pergi ke rumah sakit usai mendengar kabar pria itu sudah meninggal. Saat mengemasi barang-barangnya, pihak keluarga mendapati bahwa uang dan kartu ATM-nya hilang.
Baca lebih lajut »
Nunggak Biaya COVID-19 Rp 25 T, Kemenkes Tunggu RS Lengkapi DokumenKementerian Kesehatan RI mengakui masih ada tunggakan klaim Rp 25,10 triliun biaya penanganan COVID-19. Pihaknya masih menunggu perbaikan dokumen dari RS.
Baca lebih lajut »