Menurut Dedi, gerakan mahasiswa tentu akan berhenti apabila RUU KUHP benar-benar dikaji dari awal, khususnya pasal-pasal kontroversial.
Jakarta, Beritasatu.com - Komite Penggerak Nawa Cita, melalui Juru bicaranya Dedi Mawardi menegaskan, pihaknya mendukung langkah Presiden Joko Widodo untuk menunda revisi RUU KUHP. Sebab, RUU KUHP tidak masuk akal dan hanya terkesan memaksakan kehendak.
"Komite Penggerak Nawa Cita juga turut mendukung gerakan mahasiswa yang menolak RKUHP," kata Dedi yang juga Sekretaris Jenderal Seknas-Jokowi dalam keterangan seperti diterima Beritasatu.com, Jakarta, Senin .Untuk diketahui, aksi mahasiswa di Jakarta dan daerah lainnya pekan lalu berisi penolakan atas RUU KUHP. Beberapa poin RUU KUHP dinilai kontroversial oleh para mahasiswa.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kata Psikiater Soal Pasal Santet di RUU KUHPPasal santet di RUU KUHP juga menjadi sorotan berbagai kalangan. Lalu, bagaimana tanggapan dari psikiater? PasalSantet RUUKUHP via detikHealth
Baca lebih lajut »
Mahasiswa Tegaskan Demo Penolakan UU KPK-RUU KUHP Tak Ditunggangi'Saya pikir itu tidak ditunggangi, ini semua keresahan masyarakat Indonesia dan mahasiswa,' ujar perwakilan BEM Jakarta Andi Prayoga. ruukuhp uukpk demo mahasiswa
Baca lebih lajut »
3 Hal Terbaru soal Demo Tolak RUU KUHP di Kendari yang Tewaskan MahasiswaRandy dan Yusuf Kardawi (19), mahasiswa menjadi korban saat aksi menolak RKUHP di Gedung DPRD Kendari.
Baca lebih lajut »
RUU KUHP Bisa Turunkan Jumlah Wisman ke Bali, Benarkah?Sejauh ini, pariwisata di Bali, khususnya Nusa Dua, masih terbilang aman.
Baca lebih lajut »
Kemarahan Seringai pada RUU KUHP yang Bisa Bungkam Semua GolonganSelain Ananda Badudu dan Efek Rumah Kaca, Seringai juga salah satu band yang tidak menyetujui isi dari revisi RUU KUHP.
Baca lebih lajut »
RUU Keamanan Siber Harus Selaras dengan RUU Data PribadiPembahasan RUU KKS harus selaras RUU Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP). Masih ada kasus seperti kebocoran data jadi polemik apa masuk kategori keamanan siber atau perlindungan data pribadi
Baca lebih lajut »