Kremlin mengonfirmasi Presiden Putin sempat bertemu dengan bos Wagner, Yevgeny Prigozhin, setelah pemberontakan tentara bayaran itu di Kremlin.
Baca juga:Menurut dia, dalam pertemuan itu, Putin menawarkan mereka pilihan alternatif pekerjaan, termasuk dalam peran tempur.
Para pengamat melihat pemberontakan Wagner pada Juni lalu sebagai tantangan terbesar yang pernah dihadapi Putin sejak ia berkuasa."Mereka juga menyatakan siap untuk terus berjuang demi ibu pertiwi ," tambahnya, sebagaimana dikutip dariSebelumnya, pada Kamis , Presiden Belarus Alexander Lukashenko, yang bertindak sebagai mediator dalam kesepakatan dengan Wagner, mengatakan bahwa baik Prigozhin maupun anak buahnya tidak berada di negaranya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Ditinggal Wagner Group, Putin Sewa Tentara Bayaran BaruRusia kembali merekrut tentara bayaran baru untuk menggantikan peran Wagner Group. Siap bombardir lagi Ukraina?
Baca lebih lajut »
Demi Apa, Putin Maafkan Bos Wagner Yevgeny Prigozhin?Muncul prediksi jika Vladimir Putin memaafkan bos Wagner Yevgeny Prigozhin setelah pemberontakan.
Baca lebih lajut »
Heboh Putin Vs Prigozhin, Begini Kondisi Terkini Wagner GroupPerjanjian antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan kepala Wagner Group Yevgeny Prigozhin usai pemberontakannya pada akhir Juni lalu bisa berubah.
Baca lebih lajut »
Heboh Papan Reklame Presiden Putin Peluk Al QuranSebuah papan reklame yang menggambarkan Presiden Rusia Vladimir Putin memeluk Al Quran muncul di kota-kota Lebanon di tengah ketegangan seputar kitab suci umat Islam itu.
Baca lebih lajut »
Cawapres Ganjar Pranowo Bukan dari PPP, Sandiaga Uno Memilih Tak Banyak KomentarBursa Calon Wakil Presiden (Cawapres) bagi pasangan Calon Presiden (Capres), Ganjar Pranowo terus bergulir.
Baca lebih lajut »
Biden Peringatkan Xi Jinping yang Baru Bertemu Putin: Hati-Hati, Ini Bukan AncamanPresiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden memperingatkan Presiden China, Xi Jinping.
Baca lebih lajut »