Berasal dari debu ekor Komet Swift-Tuttle, hujan meteor datang dari Rasi Bintang Perseus di arah timur laut, mulai pukul 00.18 WIB. hujanmeteor komet
TEMPO.CO, Jakarta - Berasal dari debu ekor Komet Swift-Tuttle, hujan meteor datang dari Rasi Bintang Perseus di arah timur laut, mulai pukul 00.18 WIB. Hujan meteor itu seperti yang telah bisa terlihat sejak 17 Juli lalu dan diperkirakan hingga 24 Agustus nanti. Tapi malam atau dinihari nanti adalah pemandangan puncaknya. Avivah Yamani, penggiat astronomi di komunitas Langit Selatan Bandung, mengatakan akan ada sekitar 100 meteor melintas setiap jam saat puncak hujan meteor itu.
00. Tapi, berbeda dari Avivah, Rhorom memperkirakan puncak hujan meteor malam nanti tidak meriah.Baca juga:LTMPT Bantah Soal Peringkat 10 PTN Bernilai UTBK Terbaik'Diperkirakan puncak aktivitasnya kurang dari 10 meteor per jam bila dilihat di wilayah Indonesia,' ujar astronom lulusan ITB itu. Rhorom merujuk kepada titik pancar hujan meteor ini ada di rasi Perseus yang menggantung rendah di langit.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Jangan Lewatkan, Puncak Hujan Meteor Perseid 12-13 Agustus, Begini Cara Melihatnya - Tribunnews.comMenurut Lapan, intensitas maksimum hujan meteor ini mencapai 60-70 meteor tiap jamnya dengan kelajuan meteor mencapai 212.400 km/jam.
Baca lebih lajut »
Jangan Lewatkan! Bulan Apogee dan Puncak Hujan Meteor PerseidLembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) kembali mengungkapkan kalender fenomena astronomi Agustus 2020 di minggu kedua. Ini daftar dan tanggalnya. Astronomi via detikinet
Baca lebih lajut »
Evakuasi Jasad Multazam dari Puncak Gunung Piramid Berlangsung Dramatis, Butuh Waktu Hingga 8 Jam - Tribunnews.comProses evakuasi jasad siswa SMA 1 Tenggarang, Bondowoso ini berjalan dramatis di Gunung Piramid dan memakan waktu sekitar 8 jam.
Baca lebih lajut »