PT Garam mencatatkan laba bersih sebesar Rp 8,3 miliar atau 149 persen dari target RKAP 2022.
JawaPos.com – PT Garam, anggota holding pangan ID FOOD mencatatkan peningkatan kinerja signifikan pada tahun 2022. Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 333,55 miliar atau 105 persen dari yang ditargetkan pada RKAP 2022.
Peningkatan kinerja tersebut erat kaitannya dengan kestabilan harga garam di Indonesia. Pada tahun 2022, harga garam cenderung baik yang berdampak pada kinerja perusahaan dan kesejahteraan petani garam yang juga meningkat.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Naik 28 Persen, BTN Raup Laba Rp3,04 Triliun Sepanjang 2022 | merdeka.comDirektur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo menyampaikan, perseroan terus berupaya memberikan hasil terbaik di tengah situasi ekonomi yang kondusif saat ini.??
Baca lebih lajut »
Oplos Gas sejak Maret 2022, Pangkalan Elpiji Subsidi di Padang Raup Keuntungan Rp 150 JutaAdip menjelaskan, modus pelaku yaitu dengan menyisihkan 100 tabung elpiji subsidi untuk dioplos ke tabung nonsubsidi.
Baca lebih lajut »
Harga Nikel Tinggi, Vale (INCO) Raih Pertumbuhan Pendapatan dan Laba pada 2022PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih lebih dari 20 persen pada 2022 di tengah naiknya harga nikel.
Baca lebih lajut »
Target Pendapatan 2022 Tercapai, Perumnas Makin Pede Hadapi 2023Perumnas siap kembali memberikan kontribusi positif dengan menargetkan kenaikan presentase pertumbuhan pendapatan sebesar Rp 1,6 triliun.
Baca lebih lajut »
Buka Gerai Pertama di Australia, Mixue Raup Rp 50 Juta dalam SehariSitus Pandaily.com melaporkan omzet pada hari pertama operasi uji coba Mixue di Australia melebihi 24.000 yuan (Rp 53 juta).
Baca lebih lajut »
Pertamina Geothermal (PGEO) Pasang Harga IPO Rp875, Bakal Raup Dana Rp9 TriliunPT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) atau PGE menetapkan harga IPO Rp875 per saham sehingga berpotensi meraih dana Rp9,05 triliun.
Baca lebih lajut »