Para pengunjuk rasa berjanji tidak akan membubarkan diri hingga mereka yang terlibat dalam kematian George Floyd dituntut ke meja hijau.
TEMPO.CO, Jakarta - Para pengunjuk rasa di 12 kota di Amerika Serikat pada Sabtu, 30 Mei 2020, mengabaikan aturan jam malam. Mereka menumpahkan kemarahan atas kebrutalan aparat kepolisian dan kematian George Floyd, laki-laki kulit hitam warga negara Amerika Serikat yang meninggal dicekik polisi berkulit putih.“Kami tak butuh jam malam, kami butuh perubahan,” kata Mia, 20 tahun, warga negara Mineapolis, seperti dikutip dari aljazeera.com.
Chauvin, yang berkulit putih, menekan leher Floyd dengan lututnya selama Sembilan menit. Padahal Floyd sudah memohon karena dia tak bisa bernafas. Aparat kepolisian yang ada disekitar lokasi kejadian mendesak Chauvin untuk melepaskan Floyd.Pada Jumat, 29 Mei 2020, Chauvin dituntut dengan pembunuhan tingkat tiga.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kematian George Floyd Picu Gelombang Protes |Republika OnlineKematian George Floyd, warga AS berkulit hitam di Minneapolis, AS.
Baca lebih lajut »
Protes Kematian George Floyd, 1 Orang Tewas Tertembak di DetroitPolisi juga menangkap lebih dari 40 orang, yang setidaknya dua pertiga di antara mereka berasal dari luar kota.
Baca lebih lajut »
Protes Kematian George Floyd, Remaja 19 Tahun Tewas Tertembak di DetroitPolisi juga menangkap lebih dari 40 orang, yang setidaknya dua pertiga di antara mereka berasal dari luar kota.
Baca lebih lajut »
Protes Kekerasan atas Kematian George Floyd di Seluruh ASProtes kekerasan terus menyebar di seluruh Amerika Serikat, atas kematian George Floyd, seorang Afrika Amerika di Minneapolis.
Baca lebih lajut »