Turki mendukung pemerintah Libya melawan pasukan Khalifa Haftar.
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki pada Selasa menegaskan kembali dukungan negaranya untuk pemerintah Libya dalam perjuangan melawan Jenderal Khalifa Haftar. Baca Juga "Keturunan dari seorang pahlawan anti-kolonial Libya"Singa Gurun" Umar Mukhtar mengalahkan"legiun" yang dikirim oleh mereka yang ingin menduduki negara itu dari seluruh dunia di gerbang Tripoli,"kata Recep Tayyip Erdogan pada sebuah konferensi pers di ibu kota Ankara.
Erdogan menggarisbawahi bahwa di masa mendatang, Ankara akan"terus membuat frustrasi para penggemar kudeta lokal maupun luar negeri dan pecinta organisasi teroris." Erdogan menambahkan Turki akan membagikan pengetahuan dan pengalaman di semua bidang mulai dari kesehatan hingga transportasi, dari energi hingga pertahanan untuk kepentingan rakyat Libya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Ladang Minyak Terbesar Libya Kembali Dibuka, Amerika Langsung SemringahKedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Libya pada Minggu (7/6) menyambut pembukaan kembali ladang minyak Sharara. Ladangminyak
Baca lebih lajut »
Turki Menyita 330.600 Akar GanjaOtoritas Turki pada Senin, 8 Juni 2020, mengumumkan telah menyita sekitar 330.600 akar ganja dan 110 kg ganja.
Baca lebih lajut »
Anti-Muslim di Siprus Yunani Kian Melonjak, Turki Berang |Republika OnlineTurki mengingatkan Yunani agar menghentikan anti-Islam.
Baca lebih lajut »
Turki Geram, Polisi Siprus Cari Pemasang Bendera Byzantium |Republika OnlineKepolisian masih mencari petujuk terkait pelaku pemasang bendera tersebut.
Baca lebih lajut »
Berseberangan dengan Turki, Putin Puji Deklarasi Kairo |Republika OnlinePutin berbicara langsung dengan Presiden Sisi membahas krisis Libya.
Baca lebih lajut »
Erdogan dan Trump Bersepakat soal Pertumpahan Darah di TurkiPresiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan dirinya membahas konflik di Libya dengan Presiden AS Donald Trump dalam percakapan telepon, Senin (8/6). KonflikLibya
Baca lebih lajut »