Presiden Prabowo Subianto menyatakan keinginan untuk menambah tanaman kelapa sawit, namun pernyataan ini menuai pro dan kontra. Responden dari kalangan akademisi menentang pernyataan tersebut. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa sawit bukan tanaman hutan dan praktik perkebunan sawit secara ekspansif, monokultur, dan tidak prosedural telah menimbulkan masalah.
Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/Foto udara lahan perkebunan kelapa sawit skala besar, tanaman mangrove, dan permukiman di kawasan penyangga Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur Sumatera, Mendahara, Tanjungjabung Timur, Jambi, Rabu (10/8/2022).Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa ke depan ingin menambah tanam kelapa sawit. Dalam pernyataannya, Prabowo menyebut untuk tidak perlu takut deforestasi atau kehilangan hutan alam.
, iya kan,' ucapnya dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) RPJMN Tahun 2025-2029, di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, pada 30 Desember 2024 lalu. 'Namanya kelapa sawit ya pohon, iya kan, benar enggak. Kelapa sawit itu pohon, ada daunnya kan, ya oksigen dia keluarkan, dia menyerap karbon dioksida,' lanjutnya.Pernyataan ini pun kemudian menuai berbagai respons. Salah satunya dari Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Priyono Suryanto S Hut, MP, Ph D.'Terkait dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto kelapa sawit juga berperan menyerap karbon, daunnya hijau: itu kan khas gaya pak Prabowo yang suka guyonan, humorisnya beliau. Maka guyonan itu tidak perlu ditanggapi dengan serius, kita senyum dan ketawa saja jadi terhibur dengan humor dari Presiden,' katanya kepada detikEdu, Senin (6/1/2025). Untuk diketahui, bahwa menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sawit bukan termasuk tanaman hutan. Dalam Permen LHK P.23/2021, sawit juga tidak masuk sebagai tanaman rehabilitasi hutan dan lahan (RHL). Dalam keterangan resmi pada 2022, KLHK menyebutkan bahwa praktik kebun sawit yang ekspansif, monokultur, dan non prosedural di dalam kawasan hutan, telah menimbulkan berbagai masalah hukum, ekologis, hidrologis dan sosial.Terkait rencana penambahan tanaman sawit, Prof Priyono mempertanyakan langkah pemerintah terkait audit menyeluruh, termasuk lembaga riset yang berkaitan dengan perkebunan sawi
KEPALA SAWIT DEFORESTASI KLHK PERKEBUNAN PRO DAN KONTRA
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Presiden Prabowo Ingin Tambah Jam Olahraga di Sekolah, 1 Jam Per HariJPNN.com : Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo mengatakan pemerintah berencana menambah jam olahraga di sekolah.
Baca lebih lajut »
Prabowo Beberkan Kunci Utama Pengendalian Inflasi: Swasembada PanganPrabowo mengapresiasi langkah beberapa daerah seperti Sumatra Selatan yang sudah menjalankan gerakan tanam serentak.
Baca lebih lajut »
Prabowo Sarankan Tambah Lahan Kelapa Sawit, Dikritik Banyak PihakPrabowo Subianto usulkan penambahan kelapa sawit tanpa mempertimbangkan dampak deforestasi. Pernyataan ini menuai kritik, terutama dari pecinta lingkungan karena deforestasi dapat menyebabkan banjir, kekeringan, dan tanah longsor.
Baca lebih lajut »
Kementerian di Era Prabowo Tambah Banyak, Seleksi CPNS Dibuka Lagi?Menteri PANRB Rini Widyantini bicara mengenai peluang pembukaan seleksi CPNS 2025.
Baca lebih lajut »
Ingin Nikmati Hidup Bareng Jessica Iskandar dan Ketiga Anaknya, Vincent Verhaag Ogah Tambah Momongan'Jangan dulu, kamu (Jessica) istirahat dulu, kamu pulih dulu, kita jalan-jalan dulu, kita nikmatin hidup bersama dulu,' kata Vincent.
Baca lebih lajut »
Kemarin, Prabowo hadiri KTT D-8 hingga DPR dukung tambah jam olahragaBerbagai peristiwa politik kemarin yang menjadi sorotan di antaranya, Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing ...
Baca lebih lajut »