Kenaikan PPN bisa mengerek penerimaan negara. Namun kenaikan PPN juga akan berdampak pada daya beli masyarakat.
TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai tahun depan ramai dikritik karena dianggap berdampak pada pelemahan daya beli. Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia , Ajib Hamdani, mengatakan pemerintah perlu menyiapkan insentif untuk menjaga konsumsi imbas penerapan PPN 12 Persen. Kenaikan tarif PPN tahun depan disampaikan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam rapat kerja dengan komisi XI DPR pada Rabu lalu.
Sementari itu Jaringan pengusaha Muhammadiyah yang tergabung dalam Serikat Usaha Muhammadiyah berharap pemerintah membatalkan rencana kenaikan pajak pertambahan nilai menjadi 12 persen. Sekretaris Jenderal SUMU, Ghufron Mustaqim, menilai kebijakan itu tidak sensitif kepada pengusaha yang sedang berjuang di tengah penurunan daya beli masyarakat.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
PPN Naik Jadi 12 Persen Tahun Depan, DRMA Bakal Fokus Efisiensi BisnisPresiden Direktur PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), Irianto Santoso mengatakan akan mengikuti kebijakam pemerintah soal PPN tersebut
Baca lebih lajut »
Alarm Bahaya! Penjualan Mobil RI Terancam Kena Efek Buruk PPN 12%PPN tahun 2025 bakal naik jadi 12%.
Baca lebih lajut »
Situasi Sulit, Bos Pengusaha Makanan Minta PPN Jadi 12% Dikaji LagiPPN tahun 2025 direncanakan naik jadi 12% dari saat ini 11%.
Baca lebih lajut »
Ernest Prakasa Geram Sri Mulyani Naikkan PPN 12% Mulai Tahun Depan: Gila Kalian SemuaTarif PPN jadi naik 12% mulai tahun 2025.
Baca lebih lajut »
Konsumsi Warga RI Anjlok, Ekonom Minta Kenaikan PPN 12% DibatalkanPara ekonom menyerukan Presiden Prabowo Subianto untuk membatalkan rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.
Baca lebih lajut »
Ekonom Ungkap Dampak Ngeri PPN 12% ke Pedagang OnlinePemerintah berencana menaikkan tarif PPN menjadi 12 persen pada 2025.
Baca lebih lajut »