Semenjak pandemi virus Corona atau Covid-19 merebak di Indonesia, istilah WfH atau bekerja di rumah dan LfH atau belajar...
atau bekerja di rumah dan atau belajar dari rumah, amatlah populer. Kedua terminologi tersebut seolah menjadi mantra sakti untuk memerangi pandemi Covid-19 tersebut. Gegara pandemi virus Corona itulah, kini masyarakat Indonesia sudah 1,5 bulan disandera untuk beraktivitas di rumah saja. Bahkan jika mengacu pada pelaksanaan PSBB di DKI Jakarta, dan di kota-kota lainnya, WfH dan LfH diperpanjang hingga 22 Mei. Alamaak, sebulan lagi.
Namun, ini yang agak ironis,tingginya lonjakan permintaan konten selama WfH dan LfH, berbuntut panjang dengan melonjaknya persentase komplain konsumen terhadap pelayanan internet juga. Sebagai contoh, komplain konsumen ke PT Telkom, via akses call center 147 naik 51 persen, dan melalui sosial media naik 35 persen. Umumnya komplain itu seputar lambatnya akses internet, internet yang terputus/tidak terkoneksi, atau persoalan teknis lainnya, misalnya psB Indihome belum terpasang.
Namun di sisi lain, lonjakan permintaan internet yang tiba-tiba, serentak, dan dominan, justru berpotensi menurunkan keandalan infrastruktur internet itu sendiri, apapun operatornya. Seorang konsumen menyampaikan pengaduan ke YLKI bahwa kecepatan internetnya sempat sangatdan hanya tinggal 1,7 Mbps saja. Fenomena semacam ini terjadi, sebab pelayanan jaringan internet di Indonesia tidak didesain untuk melayani perubahan perilaku penggunaan internet yang serentak dan tiba-tiba.
Namun, dalam kondisi seperti ini fungsi divisi customer Services perusahaan telekomunikasi bukan hanya bekerja ekstra keras untuk mengatasi keluhan konsumen saja; tetapi harus lebih kreatif dan cerdas untuk menciptakan suasanaProduct Knowledgedi sektor telekomunikasi. Dalam situasi dan kondisi wabah seperti sekarang ini, secara psikologis bisa dimengerti jika konsumen lebih emosional dan super bawel.
Operator dan regulator pun harus mengantisipasi, jika kelak wabah Covid-19 usai, sangat boleh jadi WfH dan LfH akan tetap menjadi habituasi baru masyarakat. Sebab faktanya bekerja dan belajar di rumah, berbasis akses internet, justru lebih efektif dan efisien. Pergi ke kantor hanya diperlukan manakala ada sesuatu yang urgent atau bahkan emergency saja. Dengan kata lain profil dan kinerja internet yang handal menjadi kebutuhan mutlak menuju industri 4.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Update Corona di Dunia 9 Mei: 4 Juta Orang Terinfeksi, Kekhawatiran WHO soal Minuman Anti-coronaBerikut data terkini perkembangan virus corona di dunia hingga Sabtu (9/5/2020) pagi. Sebanyak 4 juta orang terinfeksi, 1,3 juta orang sembuh.
Baca lebih lajut »
Selain Virus Corona, 5 Virus Ini Juga Pernah Ditemukan di Cairan SpermaPenelitian terbaru menyebut virus Corona COVID-19 ditemukan di cairan sperma. Beberapa virus diketahui memang bisa hidup di air mani atau cairan sperma. Virus apa saja itu? Coronavirus via detikHealth
Baca lebih lajut »
Ahli: Protein Virus Corona Membuat SARS-CoV-2 Jadi Virus CerdasVirus corona baru tersusun oleh berbagai protein yang memberi dampak buruk bagi sel-sel tubuh. Virus SARS-CoV-2 diklaim cerdas dalam menginfeksi sel.
Baca lebih lajut »
5 Potret Cantik Selebgram Korea Selatan yang Kini MualafDeretan wanita ini justru menginspirasi para muslimah di Korea Selatan. Mereka memutuskan untuk memeluk Islam dan menjadi mualaf.
Baca lebih lajut »
Sederet Potret Dewi Sandra Sukses Merayu Suaminya untuk Foto BarengDewi Sandra dan sang suami, Agus Rahman, tampil serasi dengan berbagai pose di depan kamera.
Baca lebih lajut »
Potret Keindahan Supermoon di Berbagai Penjuru DuniaFOTO Keindahan bulan purnama besar atau Supermoon terlihat jelas hampir di berbagai belahan dunia. Ini menjadi fenomena terakhir di 2020. Intip foto-fotonya yuk! Supermoon via detikinet
Baca lebih lajut »