Pengamat lingkungan menilai imbauan pemerintah untuk beralih ke kendaraan listrik adalah “solusi palsu” jika dilakukan tanpa mengganti sumber energi yang digunakan untuk mengisi ulang daya kendaraan. Sebab, saat ini pengisian daya kendaraan listrik masih mengandalkan sumber dari PLTU batu bara, yang emisinya juga memperburuk kualitas udara.
Selain elektrifikasi kendaraan, pemerintah juga mengimbau masyarakat beralih ke kendaraan umum.
Direktur IESR, yang juga merupakan ahli strategi transisi energi, Fabby Tumiwa, mengatakan penggunaan kendaraan listrik saja “tidak akan menyelesaikan masalah”, apalagi penggunanya sedikit. Fabby bilang saat ini sebagian BBM yang digunakan di Indonesia, dan terutama Jabodetabek, adalah BBM dengan kualitas Euro 2. Emisi dari BBM ini dikatakan “cukup tinggi”.
Selain perbaikan kualitas bahan bakar, Fabby mengatakan pemerintah juga bisa mengendalikan standar mesin kendaraan yang beredar di Indonesia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pengamat dan Anggota DPRD DKI Kritisi Kebijakan ASN Jakarta WFH 2 Bulan untuk Tekan Polusi UdaraAnggota Komisi D, DPRD DKI Jakarta, Fraksi Pdi Perjuangan, Hardiyanto Kenneth serta Pengamat Kebijakan Publik mengungkapkan WFH 2 Bulan bagi ASN Jakarta ....
Baca lebih lajut »
ESDM Punya Banyak Cara Kurangi Emisi Karbon, Biodiesel hingga PLTSPemerintah tengah mendorong bahan bakar kendaraan yang ramah lingkungan sebagai upaya untuk mengatasi polusi udara.
Baca lebih lajut »
Gubernur Heru Larang PNS Jakarta Bawa Kendaraan Setiap Rabu!Pemrov DKI tetapkan aturan penggunaan kendaraan buntut polusi udara
Baca lebih lajut »
Kendaraan Bermotor Sumbang 75 Persen Polusi, 25 Persen dari Pembangkit Listrik Sekitar JakartaPemerintah memutuskan langkah konkret untuk meredakan polusi di Jakarta dan sekitarnya. Yakni, melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Baca lebih lajut »