Politisi sayap kanan Israel, Naftali Bennett, membuat langkah mengejutkan. Politisi yang sejatinya dipersiapkan PM Benjamin Netanyahu sebagai rekannya tersebut tiba-tiba memutuskan untuk bergabung dengan koalisi Anti-Netanyahu. TempoDunia
TEMPO.CO, Jakarta - Politisi sayap kanan Israel, Naftali Bennett, membuat langkah mengejutkan. Politisi yang sejatinya dipersiapkan PM Benjamin Netanyahu sebagai rekannya tersebut tiba-tiba memutuskan untuk bergabung dengan koalisi Anti-Netanyahu bentukan Yair Lapid dari Partai Yesh Atid. Alhasil, rezim Netanyahu kian terancam di Israel.Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Bennett menjelaskan langkah itu memang ia ambil untuk mengakhiri 12 tahun rezim Netanyahu.
Menurut Netanyahu, jika Bennett bergabung dengannya, maka ia bisa membentuk 'blok sayap kanan solid' yang tak hanya mengendalikan 59 kursi di parlemen, namun juga mampu membujuk politisi sayap kanan di kubu Lapid untuk berpindah. Netanyahu butuh 61 kursi. Bennett, seperti disampaikan sebelumnya, memberikan harapan palsu kepada Netanyahu. Ia malah bergabung ke Lapid yang berniat membentuk kabinet berisi figur kiri, kanan, dan tengah. Pendekatannya berbeda dibanding Netanyahu.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Israel-Palestina Bergejolak, Simon Cowell Batal Tampil di 'X Factor Israel'Israel-Palestina bergejolak, Simon Cowell membatalkan jadwal untuk tampil sebagai juri di “X Factor Israel.” Selengkapnya: 👇 SimonCowell
Baca lebih lajut »
Tentara Israel Bunuh Warga Palestina yang Protes Permukiman IlegalSaksi mata menuturkan, beberapa di antara kerumunan, dengan wajah tertutup masker, melemparkan batu ke arah tentara dan membakar ban.
Baca lebih lajut »
600 Musisi Dunia Serukan Aksi Boikot Israel |Republika OnlineSeruan boikot terhadap Zionis-Israel ini, sebetulnya sudah masif di seluruh dunia.
Baca lebih lajut »
Bos Pasukan Quds Iran: Orang-orang Israel Harus 'Kembali' ke AS dan EropaOrang-orang Israel harus meninggalkan Israel dan kembali ke rumah mereka di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Orang-orang Israel harus meninggalkan Israel dan kembali...
Baca lebih lajut »