Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi mengungkit soal adanya stigma di publik terhadap peradilan militer.
- Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies , Khairul Fahmi mengungkit soal adanya stigma di publik terhadap peradilan militer. Hal itu disampaikan merespons terkait polemik penanganan kasus dugaan suap di Basarnas.
Khairul menilai, keraguan publik sebetulnya tidak terletak pada hal kewenangan penanganan kasus. Publik justru meragukan tercapainya keadilan jika kasus suap di Basarnas ditangani TNI.Advertisement Khairul menilai, mencuatnya polemik terkait penanganan kasus Basarnas ini adalah akibat dari belum tuntasnya agenda reformasi hukum maupun keamanan. Sementara itu, dia menekankan negara harus dijalankan berdasarkan aturan hukum.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Prabowo Dinilai Lebih Tenang Hadapi Pilpres 2024, Ini Analisa PengamatKetenangan Prabowo Subianto dalam menghadapi Pilpres 2024 membawa dirinya ke puncak tertinggi elektabilitas bursa capres.
Baca lebih lajut »
Pengamat: Pergantian Rumput JIS Hal yang Sangat PositifFIFA telah mengirim surat kepada PSSI. Salah satu poin yang disinggung dalam surat itu agar rumput di Jakarta Internasional Stadium (JIS) diganti.
Baca lebih lajut »
Fenomena Anak PNS Bergaji Rendah Dijepit UKT Tinggi, Ini Kata Pengamat dan KemdikbudristekMenurut mereka, kendati berstatus PNS, orang tua tidak berpendapatan besar dan masih memiliki tanggungan lain selain biaya kuliah yang dikenakan kampus.
Baca lebih lajut »
KPK Mengaku Khilaf soal Status Tersangka Kabasarnas, Pengamat Hukum: KPK Tidak Seharusnya Minta MaafMarsekal Muda Agung Handoko menegaskan, langkah KPK Menetapkan Kasabasarnas Marsdya Henri Alfiandi sebagai tersangka, menyalahi aturan.
Baca lebih lajut »